Dalam pertemuan antar kedua pemimpin negara itu, telah ditandatangani tiga nota kesepahaman yaitu di bidang standardisasi perdagangan, olah raga dan penghentian penangkapan ikan ilegal.
Nota Kesepahaman Indonesia-India tersebut adalah:
1. Nota Kesepahaman kerja sama standarisasi perdagangan antara Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Bureau of Indian Standardization (BIS) yang dipertukarkan antara Menteri Luar Negeri Indonesia dengan Menteri Urusan Luar Negeri India.
2. Nota Kesepahaman kerja sama bidang pemuda dan olahraga termasuk pertukaran informasi di bidang tersebut yang melibatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia dengan India.
3. Joint Communique on Voluntary International Cooperation to Combat IUU Fishing & to Promote Sustainable Fisheries Governance.
Duka Rakyat India atas Gempa Aceh
Sementara itu, PM Narendra Modi di awal pernyataan persnya menyampaikan ungkapan duka cita atas musibah gempa bumi yang terjadi di Aceh beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Begini Saat Jokowi dan Wapres India Bicara Islam yang Damai
"Kami berbelasungkawa dengan tulus atas gempa bumi yang baru saja terjadi di Aceh," ucap PM Modi.
Dalam kesempatan yang sama, PM Modi juga mengapresiasi Indonesia, negara dengan populasi muslim terbesar di dunia namun unggul dalam demokrasi.
"Negara dengan populasi muslim terbesar di dunia unggul dalam demokrasi, keberagaman, dan kemajemukan," ungkap PM Modi.
Sebagai dua negara besar, PM Modi juga menyampaikan akan terus meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang. Indonesia, menurutnya merupakan mitra yang sangat penting di Asia Tenggara dan Ia menyatakan siap bekerja sama terutama di bidang pertahanan dan keamanan.
"Kerja sama pertahanan, memerangi terorisme, kejahatan terorganisir dan penyelundupan manusia merupakan agenda penting," ujar PM Modi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan PM Narendra Modi antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.