Suara.com - Bank adalah lembaga formal yang keberadaannya diatur oleh hukum. Kalau kita berurusan dengan bank, sudah semestinya kita mengikuti aturan agar urusan itu berjalan lancar.
Dalam hal permohonan kredit tanpa agunan (KTA), misalnya. Banyak orang rungsing alias marah-marah setelah permohonan KTA-nya ditolak bank. Padahal dia merasa segala persyaratan sudah terpenuhi.
Usut punya usut, dia masih punya tanggungan tagihan kartu kredit yang belum dibayar. Coba tuntaskan dulu beban kewajiban itu sebelum mencari beban lain.
Bank tentunya mikir-mikir kalau menghadapi soal seperti ini. “Ini orang utangnya aja belum dibayar lunas, kok nambah utang lagi,” begitu kira-kira.
Untuk memastikan KTA mulus diterima bank, selain melunasi tunggakan seperti di atas, berikut ini cara yang bisa dijalankan:
1. Punya kartu kredit
Sebagian besar bank menetapkan syarat KTA adalah punya kartu kredit. Kartu ini harus sudah dimiliki dan digunakan setidaknya dalam setahun.
Tapi ada juga yang gak mensyaratkan kepemilikan kartu kredit. Namun biasanya jumlah pinjamannya lebih kecil ketimbang yang mensyaratkan kartu kredit. Kepemilikan kartu kredit penting karena bank akan melihat kebiasaan kita dalam membayar tagihan kredit.
2. Tagihan kartu kredit beres
Bila punya kartu kredit 3 tahun tapi pembayarannya sering nunggak, ya susah permohonan KTA-nya cair. Sebaliknya, jika baru punya kartu kredit 1 tahun tapi tiap bulan lancar bayar tagihan, proses KTA-nya bakal lebih lancar.
Membayar tagihan kartu kredit dengan minimum payment tidak disarankan, karena sama saja dengan menunda utang. Layanan ini bisa digunakan hanya dalam keadaan terpaksa, dan segera lunasi tagihan seluruhnya pada bulan depan.
3. Lunasi tagihan lain
Gak hanya kartu kredit, tagihan utang lainnya mesti dilunasi dulu untuk memastikan KTA mulus diterima bank. Misalnya cicilan kendaraan atau barang elektronik.
Segala macam cicilan akan diselidiki oleh bank sebelum memberikan KTA. Ini demi kebaikan kita juga, karena bank gak mau kita menumpuk beban utang.
4. Memastikan domisili
Bank lebih percaya kepada mereka yang domisilinya sudah tetap dan jelas. Jika domisili kita sering berpindah-pindah, peluang KTA dikabulkan lebih kecil.
Contohnya kita masih tinggal ngontrak atau ngekos. Paling gak kita sudah menetap di alamat sesuai dengan KTA minimal 1 tahun. Ini untuk memudahkan urusan dengan bank jika sewaktu-waktu bank hendak datang ke alamat kita.
5. Jujur memberikan data
Ini yang sering diremehkan orang. Kejujuran dalam pemberian data sangatlah penting. Sebagai contoh, soal jumlah gaji. Karena merasa jumlah gajinya kurang pas dengan ketentuan bank, akhirnya dilebih-lebihkan ketika mengisi formulir atau dalam wawancara.
Padahal ada syarat berupa slip gaji dan salinan rekening tabungan. Ketika bank mengecek silang, ditemukanlah ketidakcocokan itu. Walhasil, permohonan KTA ditolak.
Begitu juga soal cicilan dan poin syarat lainnya. Bank pun bisa saja datang ke alamat kita untuk mengecek kebenaran domisili.
Bahkan bukan gak mungkin mereka menelepon kantor untuk bertanya-tanya soal kita. Daripada ambil risiko ditolak karena berbohong, mending pastikan seluruh syarat terpenuhi baru mengajukan permohonan KTA.
Dibanding pinjaman multiguna yang harus memberikan jaminan, KTA memang menggiurkan. Nggak perlu ngasih jaminan, duit pinjaman bisa kita gunakan.
Karena itu, kita mesti bertanggung jawab dalam mengakses dan menggunakan fasilitas ini. Ikuti segala aturan, maka seluruh urusan bakal lancar berjalan.
Baca juga artikel DuitPintar lainnya:
Apa yang Harus Dilakukan Jika Bank Menawarkan Top Up KTA
Mengapa Kartu Kredit Penting Sebelum Mengajukan KTA Ternyata Ini Jawabannya
Kalau Emang Berat Nyicil Coba Ajukan KTA Tenor Panjang di 14 Bank Ini
Published by Duitpintar.com |