Susi: Banyak Pengusaha Perikanan Belum Ikut Tax Amnesty

Kamis, 08 Desember 2016 | 17:54 WIB
Susi: Banyak Pengusaha Perikanan Belum Ikut Tax Amnesty
Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pujiastuti saat ditemui di gedung Mina Bahari I Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2016). (suara.com/Dian Kusumo Hapsari)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program pengampunan pajak atau tax amnesty sudah memasuki periode dua. Namun sayangnya masih banyak Wajib Pajak yang belum mengikuti program yang hanya berlaku selama Sembilan bulan ini.

Salah satunya adalah Wajib Pajak di sektor perikanan. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

"Pelaku usaha terutama di sektor perikanan banyak yang belum melaporkan aset dan penghasilannya. Antara lain dari penangkapan ikan secara jujur dan benar kepada KKP maupun Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini sudah saya laporkan ke Bu Menkeu,” kata Susi saat ditemui di gedung Mina Bahari I Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2016).

Untuk mendorong WP di sektor perikanan untuk ikut serta dalam tax amnesty ini, Susi berencana akan melakukan sosialisasi Tax Amnesty pekan depan. Dengan sosialisasi ini, diharapkan jumlah peserta tax amnesty akan semakin meningkat dari sektor perikanan.

Baca Juga: Jokowi Peringatkan Program Tax Amnesty Tak Akan Diulang

“Peserta untuk tahap pertama berjumlah 300 hingga 500 pelaku usaha di bidang perikanan tangkap,” katanya.

Menurut Susi, sosialisasi ini merupakan momentum yang baik dan tepat untuk meningkatkan kepatuhan pelaku usaha perikanan dalam pelaporan pajak. Hal ini juga sangat penting untuk memperbaiki basis data pajak yang selama ini masih belum jelas. Menurutnya, jika basis data pajak diperbaharui, tax amnesty ini bisa menggerakkan perekonomian di dalam negeri menjadi lebih positif.

"Kepatuhan pelaporan pajak ini, akan menjadi bagian dari penilaian dalam pemberian ataupun perpanjangan izin penangkapan ikan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI