SRG tidak hanya sekedar penyimpanan, namun juga pemberian nilai tambah karena komoditas yang disimpan dapat diolah sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Sedangkan SPLK merupakan sarana pemasaran komoditas yang transparan sehingga dapat memotong mata rantai perdagangan menjadi lebih ekonomis dan efisien, serta menjadi sumber pasokan kebutuhan komoditas nasional.
Luncurkan SRG Mobile
Pada saat yang bersamaan, diluncurkan pula aplikasi SRG Mobile berbasis android. Aplikasi tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan kegiatan SRG yang telah terintegrasi dengan kegiatan SPLK.
“SRG Mobile dirancang untuk memudahkan petani pemilik barang/resi gudang. SRG Mobile bisa digunakan untuk simulasi biaya, mengajukan penyimpanan dan pengeluaran komoditas, memperoleh referensi harga komoditas, dan membuat rencana pemasaran melalui PLK,” ujar Mendag Enggar.
Baca Juga: Produksi Karet Alam Indonesia di 2016 Diprediksi 3,1 Juta Ton
Masih di acara yang sama, Mendag juga memberikan penghargaan terhadap tujuh lembaga pembiayaan SRG, yaitu Bank BJB, Bank BRI, Bank Jatim, Bank Jateng, Bank Kalsel, Bank Lampung dan PKBL PT Kliring Berjangka Indonesia. Selain itu, Mendag juga menyerahkan piagam penghargaan kepada Bupati Ciajur atas peran aktifnya mendorong implementasi SRG di Kabupaten Cianjur dan menjadikan SRG di Kabupaten Cianjur sebagai model percontohan SRG di Indonesia.
Pada saat yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman didampingi oleh Gubernur Jawa Barat dan Bupati Cianjur meluncurkan Beras Menak produksi KUD Sukamulya Cianjur. Beras Menak ini memiliki tagline “Pandan Wangi: Jagonya Beras Asli Cianjur”. Beras Menak merupakan salah satu produk pilot project Kemendag 2016 di Kab. Cianjur dalam program rebranding. Program tersebut merupakan langkah nyata pemerintah dalam menerapkan Gudang SRG sebagai sarana penambahan nilai komoditas dari hulu ke hilir.