ASEAN Federation of Forwarders Associations (AFFA) mengadakan konferensi dan Rapat Umum Tahunan AFFA yang ke 26 di Yangon, Myanmar pada tanggal 1-2 Desember 2016. Pada rapat ini dibahas beberapa hal mengenai perkembangan implementasi national single window di masing-masing negara, dan langkah-langkah organisasi yang akan diambil oleh AFFA sebagai entitas dibawah naungan ASEAN yang beranggotakan sepuluh negara ASEAN di dalam menghadapi “ASEAN connectivity toward 2025”.
Dalam rapat tahunan terpilih Chairman AFFA yang baru periode 2016-2018, Yukki Nugrahawan Hanafi, yang juga merupakan Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia(ALFI). Yukki menyatakan Indonesia ke depannya akan lebih aktif dan berkontribusi untuk ASEAN Logistics Connectivity.
“Dengan adanya pertemuan ini, kami terus berkomitmen untuk menjadi bagian dari yang berkontribusi pada ASEAN Logistics Connectivity. ASEAN merupakan wilayah regional yang memiliki potensi perdagangan mendekati 1 triliun dollar AS sepanjang 2007-2014. Dan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi besar di ASEAN dengan populasi lebih dari sepertiga dari negara-negara ASEAN punya peran penting di dalam persiapan dan perkembangan ASEAN kedepan,” kata Yukki di Yangon, Myanmar melalui keterangan tertulis, Senin (5/12/2016).
Dari segi kemudahan dalam melakukan bisnis, Indonesia berada di rangking ke 91, dibandingkan Vietnamm(82), Brunei Darussalam (72), Thailand (46) dan Malaysia (23). Hal ini juga menjadi tambahan keprihatinan pelaku bisnis logistik, seiring dengan turunnya sepuluh peringkat Logistics Performance Indeks (LPI) Indonesia menjadi ke 63 di tahun 2016.
Baca Juga: DAMRI Luncurkan 30 Bus Baru di Bandara Soekarno-Hatta
“Perlu digarisbawahi juga bahwa sebagai negara yang sudah melakukan inisiatif implementasi national single window sejak 2007, perkembangan nya masih tertinggal jauh dari Singapore, Thailand bahkan Myanmar. Perbaikan akan hal ini perlu kerjasama semua pihak, baik pemerintah maupun pelaku usaha agar efektifitas dan efisiensi di dalam menekan logistik biaya tinggi dapat terwujud, “ujar Yukki.
Lebih lanjut, Yukki menjelaskan, sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci dari kesiapan ASEAN menghadapi tantangan dalam bisnis khususnya di bidang logistik. Untuk itu, AFFA berkomitmen membuat institusi pendidikan dan pelatihan SDM berstandar ASEAN.
“AFFA juga melihat sumber daya manusia (SDM) sebagai hal kunci dalam kesiapan ASEAN menghadapi tantangan kedepan, khususnya SDM di bidang logistik. Oleh karena itu di dalam rapat kali ini ditetapkan bahwa AFFA akan membuat institusi pendidikan dan pelatihan SDM logistik yang berstandard ASEAN sebagai tahap berikutnya setelah pembahasan anggota AFFA lebih dari sepuluh tahun,” imbuhnya.
Dalam hal ini, sambung Yukki Indonesia patut bangga, pasalnya, ALFI menjadi satu-satunya asosiasi logistic dan forwarder yang memiliki perhatian khusus dalam peningkatan kualitas SDM.
“Indonesia patut berbangga, bahwa ALFI sebagai satu-satunya asosiasi logistik dan forwarder di Indonesia telah melihat pentingnya peningkatan kualitas SDM dengan berdirinya ALFI Institute sejak tahun 1999. Inisiatif kita tidak sampai disitu saja, terbukti dengan dibentuk nya PT Logistik Insan Prima bersama dua asosiasi terkait logistik lainnya yaitu Asosisasi Depo Kontainer Indonesia (ASDEKI) dan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia(APTRINDO), sebagai lembaga sertifikasi profesi bidang logistik berstandard BNSP pertama di Indonesia,” tutup Yukki.