Proyek Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (_elevated_) dan jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) ditandatangani dan disaksikan langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (5/12/2016).
Penandatanganan jalan tol Jakarta-Cikampek II (_elevated_) tersebut dilakukan oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna dengan Direktur Utama PT. Jasa Marga Jalanlayang Cikampek yang merupakan konsorsium antara PT. Jasa Marga (persero) Tbk dengan PT. Ranggi Sugiron Perkasa. Sementara untuk Jalan tol KLBM ditandatangani oleh Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna dengan Direktur Utama PT Waskita Bumi Wira Herwidiakto yang merupakan konsorsium yang terdiri dari PT Waskita Toll Road (55 persen), PT Energy Bumi Mining (25 persen) dan PT Panca Wira Usaha (20 persen).
Menteri Basuki dalam sambutannya mengungkapkan bahwa, jalan tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini sepanjang 36 kilometer dengan investasi sebesar Rp 16 triliun, kemudian yang jalan tol KLBM ini sepanjang 38 kilometer dengan nilai investasi sebesar Rp 12 triliun lebih. “Saya kira manfaatnya masing-masing jalan tol yaitu diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kepadatan lalu lintas di wilayah sekitarnya, terutama memperlancar distribusi yang dapat mengurangi biaya logistik secara ekonomis,” katanya.
Ia berharap setelah ditandatanganinya Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) ini agar segera untuk dimulai pekerjaannya. “Jadi agar segera dikerjakan dan tidak perlu menunggu groundbreaking lagi,” katanya. Mengingat kondisi jalan tol saat ini yang sudah padat, memang harus dilakukan pelebaran terlebih dahulu. “Mudah-mudahan tidak akan mencapai lebih dari tiga bulan,” ucap Menteri Basuki.
Menurutnya, salah satu yang lebih istimewa pada hari ini yaitu pembangunan kedua jalan tol ini perlu memfokuskan pada metode kerja. “Jadi bukan dilapangan yang baru tapi dari eksistingnya ada Light Rail Transit (LRT) juga ada Kereta Cepat Jakarta-Bandung (_Hight Speed Train_) sehingga perlu sekali koordinasi yang penuh dalam proyek ini,” ujarnya.
Terkait pekerjaan jalan tol ini, Menteri Basuki menugaskan kepala Balitbang Kementerian PUPR agar melakukan koordinasi secara ketat kepada pihak-pihak terkait, sehingga semuanya berjalan dengan baik.
Ia mengatakan, proyek ini merupakan prakarsa pertama jalan tol yang menggunakan mekanisme penjaminan yang resiko investasinya dijamin oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia. “Harapannya mekanisme penjaminan dalam pengusahaan jalan tol ini akan menurunkan resiko investasi, meningkatkan bankability proyek, sehingga meningkatkan minat sektor swasta dan perbankan untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur,” katanya.
Pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II (_elevated_) akan membentang dari Cikunir hingga Karawang Barat bertujuan agar lalu lintas jarak jauh yang menuju Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dapat mengakses koridor Jakarta-Cikampek dengan menggunakan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (_elevated_) sehingga waktu tempuh lebih pendek.
Pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek II (_elevated_) terdiri dari sembilan seksi yaitu Seksi Cikunir-Bekasi Barat (2,99 kilometer), Seksi Bekasi Barat-Bekasi Timur (3,63 kilometer), Seksi Bekasi Timur-Tambun (4,34 kilometer), Seksi Tambun-Cibitung (3,30 kilometer), Seksi Cibitung-Cikarang Utama (4,46 kilometer). Kemudian Seksi Cikarang Utama-Cikarang Barat (2,72 kilometer), Seksi Cikarang Barat-Cibatu (3,16 kilometer), seksi Cibatu-Cikarang Timur (2,45 kilometer) dan seksi Cikarang Timur-Karawang Barat (9,79 kilometer).
Proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (_elevated_) direncanakan akan dibangun mulai Triwulan II 2017 dan ditargetkan beroperasi pada 2019 dengan masa konsesi selama 45 tahun. Kontrak konstruksi pada pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (_elevated_) menggunakan Contractor Pre Financing (CPF), artinya kontraktor akan mendanai proyek terlebih dahulu.
Sementara untuk tol KLBM dengan panjang 38,29 kilometer terbagi menjadi empat seksi yaitu Seksi I Krian-Kedamen (9,5 kilometer), Seksi II Kedamen-Boboh (9,1 kilometer), Seksi III Boboh-Bunder (10,57 kilometer) dan Seksi IV Bunder-Manyar (9,12 kilometer). Untuk konstruksinya direncanakan mulai pada semester I 2017 dengan target Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) pada 2019 sebesar 21.718 kendaraan dengan nilai investasi Rp 12,22 triliun. Jumlah lajur yang akan dibangun sebanyak 2x2 lajur untuk tahap I dan 2x3 untuk ultimate.