Indonesia Bekukan Keanggotaan di OPEC, Ini Penjelasan Jokowi

Kamis, 01 Desember 2016 | 12:54 WIB
Indonesia Bekukan Keanggotaan di OPEC, Ini Penjelasan Jokowi
Presiden Jokowi memberikan sambutan dalam pembukaan KNPK Tahun 2016 di Jakarta, Kamis (1/12/2016). [Dok Biro Pers Istana]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Dalam sidang ke-171 OPEC di Wina, Austria, pada Rabu (30/11/2016) kemarin, Indonesia memutuskan untuk membekukan sementara keanggotaan di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak tersebut. 
 
Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa hal tersebut bukanlah suatu masalah besar mengingat sebelumnya Indonesia juga pernah membekukan keanggotaan di organisasi itu. Keputusan itu juga diambil untuk memperbaiki kondisi APBN Indonesia.

"Dulu kita pernah menjadi anggota OPEC dan tidak menjadi anggota OPEC. Kemudian kita masuk lagi karena kita ingin informasi naik turunnya harga kemudian kondisi stok di setiap negara. Itu bisa tahu kalau menjadi anggota. Tapi karena untuk perbaikan APBN, ya kalau memang kita harus keluar lagi juga tidak ada masalah," kata Jokowi usai pembukaan Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (KADIN), di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (1/12/2016) siang.

Sebelumnya, sidang OPEC memutuskan untuk memotong produksi minyak mentah sebesar 1,2 juta barel per hari. Indonesia sendiri diminta untuk memotong sekitar lima persen dari produksinya yang berarti berjumlah sekitar 37 ribu barel minyak per hari.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menilai keputusan tersebut tidak sejalan dengan kepentingan nasional Indonesia. Oleh karenanya, Indonesia memutuskan untuk membekukan sementara keanggotaannya.

"Padahal kebutuhan penerimaan negara masih besar dan pada RAPBN 2017 disepakati produksi minyak di 2017 turun sebesar 5.000 barel dibandingkan 2016," terang Jonan.

Baca Juga: Indonesia Memutuskan Membekukan Sementara Keanggotaan di OPEC

Bagi Indonesia yang saat ini tercatat sebagai negara pengimpor minyak, pemotongan kapasitas produksi tersebut dinilai tidak akan menguntungkan. Sebab, dengan berkurangnya produksi barel minyak, maka dapat diperkirakan harga minyak akan mengalami kenaikan.

Indonesia sendiri sebelumnya pernah membekukan keanggotaannya di OPEC pada tahun 2008 silam yang berlaku efektif pada 2009. Meski demikian, Indonesia tetap menjalin hubungan baik dengan OPEC dan menjalin hubungan bilateral dengan sejumlah negara anggota OPEC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI