Dunia Usaha Butuh Good Governance, Tak Cuma Clean Governance

Selasa, 29 November 2016 | 13:59 WIB
Dunia Usaha Butuh Good Governance, Tak Cuma Clean Governance
Arus barang keluar masuk di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Selasa (22/11/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Politeknik Pelayaran Surabaya, Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran dan Balai Besar Pendidikan, Penyegaran, dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) mendapat penghargaan Menteri Perhubungan sebagai Badan Layanan Umum dengan Penerapan Pola Tata Kelola Terbaik di Lingkungan Kementerian Perhubungan tahun 2016. Selain itu, Biro Komunikasi dan Informasi Publik (BKIP) dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga mendapatkan penghargaan atas keberhasilannya meraih stand terbaik kategori pemerintahan pada Pameran Industri Bahari Expo 2016.

Penghargaan Menteri Perhubungan tersebut diserahkan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo pada acara Sosialisasi Reformasi Birokrasi di lingkungan Kementerian Perhubungan yang diselenggarakan di Hotel All Season, Jakarta (28/11/2016) yang juga dihadiri oleh Muhammad Yusuf Ateh,Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Hary Kriswanto, Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi, Kementerian Perhubungan.

Tahun ini merupakan tahun pertama pemberian penghargaan terhadap Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Layanan Umum di lingkungan Kementerian Perhubungan yang memiliki kinerja yang baik oleh Menteri Perhubungan. Dimana ke depan penilaian yang rencananya dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali tersebut dilakukan berdasarkan pemenuhan atas 8 (delapan) kriteria penilaian Pola Tata Kelola Unit Kerja Badan Layanan yang meliputi: penataan organisasi, pengelompokan tugas, ketersediaan dan pengembangan SDM, prosedur kerja, akuntabilitas kegiatan, akuntabilitas program, transparansi informasi, dan remunerasi.

Sugihardjo mengatakan bahwa Kementerian Perhubungan akan mulai membiasakan untuk memberikan penghargaan kepada UPT Badan Layanan Umum di lingkungan Kementerian Perhubungan yang memiliki kinerja yang baik. “Kita akan mulai membiasakan memberikan penghargaan dari pimpinan tertinggi yaitu Menteri Perhubungan dengan tujuan untuk memotivasi. Harapannya dengan lebih banyak reward maka akan lebih banyak yang termotivasi,” ujar Sugihardjo dalam keterangan resmi, Selasa (29/11/2016).

Baca Juga: Dalam Sehari, Kemenhub Selesaikan Dokumen Kapal Mina Maritim

Sugihardjo menambahkan kalau hanya memotivasi tanpa memberikan punishment juga tidak akan berjalan dan orang cenderung akan lalai dan lupa. Maka kombinasi konsep reward and punishment harus tetap dilakukan sebagai suatu tindakan koreksi untuk efek jera. Selain itu ia juga berjanji akan terus mendorong dan meningkatkan perbaikan pola tata kelola di lingkungan Kementerian Perhubungan.

Terkait kegiatan sosialisasi Reformasi Birorasi Kementerian Perhubungan, Sugihardjo mengatakan untuk menilai reformasi birokrasi bukan dari keberhasilan adanya peningkatan tunjangan kinerja tapi harus dilihat dari perbaikan kinerja. Tunjangan kinerja hanyalah konsekuensi logis dari kinerja yang semakin baik. “Tunjangan yang baik haruslah diikuti dengan rasa tanggungjawab yang baik,” ujar Sugihardjo..

Menurut Sugihardjo konsep dalam pelayanan prima adalah ‘our next process is our constumer’. Penilaian reformasi birokrasi itu ujung tombaknya adalah kekuatan pelanggan, masyarakat, dunia usaha maupun mitra kerja.

“Harapan saya kita bisa melakukan reformasi birokrasi dengan seutuhnya. Itu kita pertahankan tidak hanya dari sisi nilai diatas kertas tapi juga dari perwujudan nyata layanan publik kita,” kata Sugihardjo.

Menurut Sugirhardjo, layanan publik bagai 2 sisi mata uang yaitu antara layanan publik yang mencerminkan good governance dengan adanya transparansi dan yang mencerminkan clean governance seperti tidak adanya pungli. “Kondisi terbaik yang kita akan menuju kesana adalah layanan publiknya baik berarti good governace-nya terjadi dan tanpa adanya pungli berarti clean governance-nya terjadi,” kata Sugihardjo.

Ia mengatakan yang dibutuhkan oleh dunia usaha bukan hanya sekedar clean governace namun justru adalah good governance. “Jika dilihat dari kacamata dunia usaha, kalau saya menjalankan usaha yang paling ideal itu jika layanan publiknya bagus tidak ada pungli. Namun, tidak ada pungli saja itu belum cukup jika layanan publik kita menurun. Karena layanan publik itulah yang didambakan oleh masyarakat,” jelas Sugihardjo.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI