Bumi Resources Lolos Dari Kewajiban Pembayaran Utang

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 29 November 2016 | 09:02 WIB
Bumi Resources Lolos Dari Kewajiban Pembayaran Utang
Tambang mineral PT Bumi Resources Tbk. [bumiresources.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) secara resmi telah lolos penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) senilai total Rp135,78 triliun. Direktur & Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava menuturkan PKPU secara resmi telah meratifikasi hasil pemungutan suara kreditur terkait restrukturisasi utang yang digelar pada 9 November 2016.

Kemarin tenggat waktu keputusan resmi PKPU yang menugaskan pelaksanaan restrukturisasi utang melalui tukar guling menjadi saham (debt to equity conversion). Perseroan menghitung ekuitas bersih 4,6 miliar Dolar Amerika Serikat (AS) dari valuasi internal. Restrukturisasi utang BUMI menghasilkan konversi menjadi saham Rp926,16 per lembar.

Dalam dokumen resmi Tim Pen-gurus Bumi Resources menyebutkan, bahwa jumlah kreditur yang mengajukan tagihan sebanyak 207 pihak dengan nilai Rp135,78 triliun. Kreditur kongkruen sebanyak 146 pihak dengan nilai Rp82,92 triliun. "Sedangkan, kreditur separatis sebanyak 61 pihak dengan nilai Rp52,85 triliun," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Selasa (29/11/2016).

Penjualan Alat United Tractor Mengalami Perbaikan

Baca Juga: Saham Sektor Keuangan Turun, Pasar Saham AS Melemah

PT United Tractor Tbk (UNTR) jelang tutup tahun penjualan alat membaik. Sepanjang Oktober lalu, distributor peralatan berat terbesar di Indonesia ini mencatat penjualan alat berat Komatsu sebanyak 218 unit. "Angka penjualan itu melonjak 207 persen dibandingkan dengan penjualan Oktober 2015 yang hanya sebanyak 71 unit," tambah Hans.

Sebagai informasi, secara year to date (ytd), UNTR mencatat penjualan 1.806 alat berat. Penjualan alat berat Oktober masih ditopang sektor konstruksi, yakni sebesar 48 persen dari total penjualan. Selanjutnya, porsi penjualan ke sektor pertambangan tercatat sebesar 27 persen. Sementara, porsi penjualan alat berat untuk sektor perkebunan dan kehutanan masing-masing sebesar 10 persen dan 15 persen. Akan tetapi penjualan sepanjang 10 bulan tahun ini tak lebih baik ketimbang periode yang sama tahun lalu atawa year on year (yoy).

"Selama Januari–Oktober 2015, penjualan alat berat UNTR mencapai 1.870 unit," tutup Hans.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI