PT Indika Energy Tbk (INDY) tak gegabah memasang target tinggi untuk kinerja tahun depan. Walau harga batubara memang mulai melesat pada semester kedua tahun ini.
Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, mengingatkan INDY agar berhati-hati dalam menyikapi kenaikan harga batubara belakangan. Ia memperkirakan, harga batubara akan berada di kisaran 70 Dolar Amerika Serikat (AS) – 80 Dolar AS per ton di 2017. "Tahun depan, INDY juga masih akan fokus untuk efisiensi dan menjaga dana kas," kata Hans dalam keterangan tertulis, Senin (28/11/2016)
Produksi INDY pun diperkirakan tidak akan jauh berbeda dari tahun ini. Tahun ini, INDY memangkas target produksi menjadi 33 juta ton, dibandingkan real-isasi tahun lalu yang mencapai 40 juta ton. Hingga akhir tahun 2016, INDY mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 30,8 juta Dolar AS. Sampai September, serapan capex mencapai 10,6 juta Dolar AS. Jumlah belanja modal itu menyusut tajam hingga 47,53 persen bila dibandingkan dengan alokasi capex tahun lalu yang mencapai 58,7 juta Dolar AS.
Bakrie & Brothers Ajukan Proposal Restrukturisasi Kredit
Baca Juga: Saham Produsen Obat Naik, Pasar Saham Eropa Ikut Naik
PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) selaku induk kelompok Grup Bakrie, tengah mengajukan proposal restrukturisasi utang kepada kreditur senilai Rp8 triliun. Direktur Utama Bakrie & Brothers Gafur Sulistyo Umar mengatakan perseroan telah mengajukan proposal dan melakukan pembicaraan dengan kreditur kakap. Proses pengajuan proposal diklaim telah mencapai 80 persen-90 persen dari seluruh tahapan. Dalam laporan keuangan per 30 September 2016, pinjaman jangka pendek mencapai Rp1,69 triliun dengan utang jangka panjang yang jatuh tem-po setahun Rp3,26 triliun.
Secara keseluruhan, liabilitas perseroan mencapai Rp12,49 triliun dari akhir tahun lalu Rp13,12 triliun. Pada awal Juni 2016, pemegang saham merestui penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) senilai Rp990,69 miliar. "Obligasi itu dirilis melalui rights issue sebanyak 19,81 miliar lembar saham baru setara 17,45% dari modal ditempatkan dan disetor penuh," tutup Hans.