Jonan: Cadangan Minyak Indonesia Hanya Untuk 15 Tahun Lagi

Kamis, 17 November 2016 | 11:52 WIB
Jonan: Cadangan Minyak Indonesia Hanya Untuk 15 Tahun Lagi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan melakukan serah terima jabatan Menteri ESDM kepada Ignasius Jonan di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (17/10/2016). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan, pemerintah Indonesia harus segera menggencarkan eksplorasi baru, guna mengamankan cadangan.

Pasalnya, jika melihat cadangan minyak Indonesia saat ini tinggal sekitar 3,6 miliar barel dengan rata-rata lifting 850 ribu barel per hari, cadangan minyak kita akan habis dalam waktu 12 hingga 15 tahun ke depan. 

"Minyak kita habis berapa tahun lagi? Mungkin 12-15 tahun lagi selesai kalau dengan teknologi sekarang," kata Jonan acara DBS Asian Insight conference 2016 di Hotel Ritz Carlto, Jakarta Selatan, Rabu (17/11/2016).

Untuk cadangan gas, kata Jonan, masih aman dalam waktu 30 tahun ke depan, sedangkan batubara masih bisa digunakan 100 tahun ke depan. Meski demikian, Jonan meminta, eksplorasi cadangan baru harus menggunakan teknologi yang paling mutakhir.

Baca Juga: Cadangan Minyak Indonesia Anjlok Akibat Tata Kelola Buruk

"Hal ini bertujuan akan eksplorasi di sektor Minyak dan gas bisa berjalan dengan cepat. Sehingga Indonesia bisa meningkatkan cadangannya," katanya.

Itulah sebabnya, revisi atas Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2010 (PP 79/2010) menjadi salah satu prioritas utama saat Jonan dan Arcandra mulai bertugas di Kementerian ESDM. Iklim investasi hulu migas Indonesia harus dibuat lebih atraktif, tak boleh kalah dari negara-negara lain.

Jonan mengungkapkan, energi baru terbarukan (EBT) baru dimanfaatkan sebesar 5 persen dari potensi yang ada.

"Ini akan jadi fokus untuk didorong supaya lebih efisien, karena kita berada di garis khatulistiwa masa penggunaan surya rendah sekali, air sudah lumayan enggak sampai 10 persen sih baru sampai 7 perse bioenergi, biomassa, sampah masih kecil sekali," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI