Impor Indonesia Januari-Oktober 2016 Turun 7,50 Persen

Selasa, 15 November 2016 | 17:32 WIB
Impor Indonesia Januari-Oktober 2016 Turun 7,50 Persen
Impor gula putih kristal di Palembang, Sumatera Selatan. [Antara/Nova Wahyudi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa nilai impor Indonesia Oktober 2016 mencapai 11,47 miliar Dolar Amerika Serikat atau naik 1,55 persen apabila dibandingkan September 2016, demikian pula jika dibandingkan Oktober 2015 naik 3,27 persen.

"Impor nonmigas Oktober 2016 mencapai 9,94 miliar Dolar AS atau naik 4,27 persen jika dibandingkan September 2016. Demikian pula apabila dibandingkan Oktober 2015 naik 6,33 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan resmi, Selasa (15/11/2016).

Impor migas Oktober 2016 mencapai 1,53 miliar Dolar AS atau turun 13,13 persen jika dibandingkan September 2016, demikian pula apabila dibandingkan Oktober 2015 turun 12,97 persen.

Secara kumulatif nilai impor Januari–Oktober 2016 mencapai 110,17 miliar Dolar AS atau turun 7,50 persen  dibanding periode yang sama tahun 2015. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas 15,30 miliar Dolar AS (turun 27,73 persen) dan nonmigas 94,86 miliar Dolar AS (turun 3,12 persen).

"Peningkatan impor nonmigas terbesar Oktober 2016 adalah golongan mesin dan peralatan listrik 80,9 juta Dolar AS (6,25 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan serealia 53,8 juta Dolar AS (22,19 persen)," ujar Suhariyanto.

Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari–Oktober 2016 adalah Cina dengan nilai 24,48 miliar Dolar AS (25,80 persen), Jepang 10,64 miliar Dolar AS (11,21 persen), dan Thailand 7,30 miliar Dolar AS (7,69 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,77 persen, sementara dari Uni Eropa 9,19 persen.

"Nilai impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Oktober 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 8,60 persen dan 11,80 persen. Sebaliknya impor golongan barang konsumsi meningkat 13,75 persen," tutup Suhariyanto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI