Bisnis Lippo Karawaci Mampu Bertahan Ditengah Lesunya Properti

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 15 November 2016 | 15:54 WIB
Bisnis Lippo Karawaci Mampu Bertahan Ditengah Lesunya Properti
Kawasan perumahan mewah di Lippo Karawaci, Tangerang, Banten, Senin (17/10/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah mengumumkan laporan keuangan untuk kuartal yang berakhir pada 30 September 2016. Pendapatan sebesar Rp7,4 triliun, tumbuh 10 persen YoY dan Laba Kotor sebesar Rp3,3 triliun, naik 2 persen YoY. Laba Bersih tumbuh menjadi Rp665 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 66 miliar, dimana tahun lalu kami membukukan Rugi Selisih Kurs.

 Pendapatan divisi Residential & Urban Development menurun sebesar 13 persen menjadi Rp2,4 triliun, dimana pendapatan dari Townships turun sebesar 12 persen YoY menjadi Rp1,4 triliun, hal ini sejalan dengan pelemahan pasar properti di Indonesia selama 9 bulan tahun 2016. Pendapatan dari Large Scale Integrated Developments turun sebesar 15 persen menjadi Rp1 triliun dimana mulai terdapat pembukuan pendapatan dari proyek proyek yang sedang dibangun terutama dari Millenium Village dan Orange County.

Divisi Healthcare terus memberikan kontribusi pertumbuhan yang berkelanjutan di mana pendapatan meningkat 27 persen YoY menjadi Rp3,8 triliun. Pendapatan lima rumah sakit mapan meningkat sebesar Rp 241 miliar yang mewakili 30 persen dari total pertumbuhanpendapatan. Pendapatan dari sebelas rumah sakit berkembang meningkat sebesar Rp 568 miliar yang mewakili 57% dari total pertumbuhan pendapatan. Pendapatan dari empat rumah sakit pasar khusus meningkat sebesar Rp 88 miliar atau mewakili 11% dari total pertumbuhan pendapatan. Pasien rawat inap tumbuh 19% sedangkan kunjungan pasien rawat jalan meningkat sebesar 20 persen. 

Pendapatan divisi Komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, naik sebesar 22 persen YoY menjadi Rp538 miliar. Pendapatan Mal naik sebesar 45% YoY menjadi Rp261 miliar  terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari Lippo Mal Puri. Pendapatan Hotels & Hospitality naik sebesar 6 persen YoY menjadi Rp277 miliar. 

Pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 22 persen YoY menjadi Rp652 miliar, terutama disebabkan oleh membesarnya basis aset yang dikelola serta bertumbuhnya fee dan pendapatan dividen dari kedua REITS kami di Singapura.

Pendapatan recurring LPKR terus bertumbuh sebesar 26 persen YoY menjadi Rp5 triliun, memberikan kontribusi sebesar 68 persen terhadap total pendapatan LPKR.

LPKR Presiden Direktur, Ketut Budi Wijaya, menyatakan bahwa model bisnis perseroan yang seimbang telah terbukti efektif dalam mendukung total pendapatan pada saat sektor properti melemah. "Kami sangat senang hasil keuangan sembilan bulan 2016 secara keseluruhan pendapatan perusahaan masih memberikan tingkat pertumbuhan double digit. Kami akan tetap fokus, dan konsisten menerapkan strategi recycling capital untuk mengembangkan bisnis kami. Kami akan senantiasa meningkatkan efisiensi biaya serta memperluas recurring business untuk dapat bertahan dalam siklus pasar properti. Kami percaya bahwa pasar properti di Indonesia akan mulai pulih pada pertengahan tahun 2017," kata Ketut dalam keterangan tertulis belum lama ini.

LPKR adalah perusahaan properti terbuka yang terbesar di Indonesia berdasarkan Total Pendapatan dan Total Aset, serta didukung oleh landbank yang terdiversifikasi di seantero negeri dan basis pendapatan recurring yang kuat. Divisi usaha LPKR meliputi Residensial/Township, Mal Ritel, Hospitals, Hotels and Manajemen Aset. LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar Rp27,4 triliun atau USD1,9 miliar pada tanggal 30 September 2016.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI