Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mendorong generasi muda Indonedia untuk terus meningkatkan kreatifitas dan inovasi menghadapi era kompetisi di pasar terbuka khususnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
"Kita sekarang ada di era kompetisi, tidak bisa mengandalkan lagi Indonesia kaya sumber daya alam. Minyak kita sudah susah, kayu kita sudah habis, tinggal kekayaan laut kita yang sekarang dicuri orang. Tapi (berkompetisi) dengan kreatifitas dan inovasi," ujar Menteri Basuki di hadapan para penerima Beasiswa Djarum Tahun 2016 dalam talkshow Nation Buiilding Beswan Djarum di Semarang, yang dihadiri 545 orang peserta dari 90 perguruan tinggi di 34 provinsi, Minggu (13/11/2016).
Menurutnya dengan kreatifitas dan inovasi maka akan menghasilkan produk yang unik sehingga dapat bersaing di era kompetisi saat ini. Namun ia berpesan tidak cukup hanya dengan produk yang berbeda tetapi juga harus bisa lebih murah, lebih baik dan lebih cepat. "Untuk memenangkan kompetisi harus bisa lebih murah, lebih baik dan lebih cepat," kata Basuki.
Ia juga berpesan kepada generasi muda untuk juga menjaga karakter bangsa yang santun, karena menurutnya untuk menjadi sukses tidaklah cukup hanya dengan kepandaian akademis namun juga memiliki sikap santun.
"_Smart is a must but it's not sufficient_. Pintar saja tidak cukup, akhlakul karimah juga perlu. Dimanapun anda harus bisa membuat orang senang dan nyaman. Keberadaan kita diharapkan orang. Hidup kalau tidak bermanfaat sejatinya kita tidak hidup," pesannya.
Ia menyatakan pendidikan sangat penting dalam membangun karakter bangsa dan menurutnya pendidikan yang baik dimulai dari tingkat keluarga. Pendidikan harus dimulai dari rumah karena sangat menentukan karakter anak-anak selanjutnya ke depan. "Contohnya anak-anak saya kalau mau berangkat kerja tetap cium tangan. Nilai-nilai kesopanan itu harus ditanamkan mulai dari rumah. Inilah salah satu bentuk akhlakul karimah" tuturnya.
Menurutnya dengan karakter yang baik maka juga akan terbentuk jati diri yang kuat. "Jati diri penting, masing-masing orang punya jati diri. Kita Indonesia punya jati diri, sangat menghormati orang lain. Begitu juga dalam berperilaku di media sosial harus bijak dan memberikan manfaat bagi orang banyak, bukan hanya saling menyalahkan, apalagi saling menghujat karena kedua hal tersebut tidak sesuai jati diri orang Indonesia," ujarnya.
Turut hadir dalam talkshow tersebut Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia Hasyim As'ari, Amelia Rachim desainer perhiasan berbakat dari Indonesia yang telah mendunia dan dimoderatori oleh Rosiana Silalahi.
Bapak Menteri turut didampingi pula oleh Kepala BPJN VII Herry Marzuki, Kepala Pusat Bendungan Made Sumiarsih dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.