Kalla Group Mau Bangun LNG Regasifikasi Terminal di Bojonegara

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 15 November 2016 | 10:32 WIB
Kalla Group Mau Bangun LNG Regasifikasi Terminal di Bojonegara
Gedung perkantoran Kalla Group. [kallagroup.co.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kalla Group melalui salah satu anak perusahaannya PT Bumi Sarana Migas (BSM), siap membangun Proyek Land Based LNG Receiving and Regasification Terminal yang berkapasitas 500 mmscfd (kurang lebih 4 juta ton) di Bojonegara, Banten. Proyek ini dibangun untuk mengantisipasi ancaman defisit gas di Jawa bagian Barat dan adanya kesiapan lahan yang dimiliki oleh salah satu anak perusahaan Kalla Group sejak tahun 1990an. Rencana pembangunan proyek ini sejalan dengan keinginan pemerintah, agar perusahaan swasta mau berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.

Juru bicara PT Bumi Sarana Migas, Nanda Sinaga, mengatakan, proyek Terminal Regasifikasi LNG di Bojonegara, Banten ini merupakan gagasan dari Kalla Group yang kemudian ditawarkan kerjasama kepada PT Pertamina (Persero) pada tahun 2013. Proyek infrastruktur Terminal Regasifikasi LNG ini akan dibangun dengan tingkat kehandalan yang tinggi serta kompetitif dibanding dengan Terminal yang ada di Indonesia dan di regional. 

“Kami memiliki lahan yang sangat cocok untuk proyek infrastruktur tersebut karena lahan kami berada ditepi pantai laut dengan kedalaman yang cukup serta di depan pulau sebagai pelindung ombak untuk disandari oleh kapal LNG terbesar sekelas Q-Flex dan Q-Max,” jelas Nanda dalam keterangan resmi, Senin (14/11/2016).

Dia juga menjelaskan bahwa ketertarikan Kalla Group dalam membangun proyek ini diawali oleh data Kementerian ESDM dan kajian Wood MacKenzie mengenai Outlook Suplai Gas tahun 2013 – 2030.  Data tersebut menunjukan bahwa Jawa bagian Barat akan mengalami defisit neraca gas yang disebabkan oleh berkurangnya dan akan habisnya (depletion) cadangan gas dari Sumatera serta meningkatnya permintaan akan kebutuhan gas.  

Setelah melalui diskusi dan kajian bisnis di internal Kalla Group pada tahun 2013, ungkap Nanda, maka diputuskan untuk menunjuk salah satu Konsultan Teknik dari Jepang yang telah berpengalaman dan memiliki teknologi terbaik, dalam merancang bangun Terminal Regasifikasi LNG, untuk melakukan studi kelayakan pendirian Terminal Regasifikasi LNG. Hasil kajian Konsultan Teknik menunjukan bahwa lokasi tersebut sangat ideal untuk dimanfaatkan sebagai Terminal Regasifikasi LNG di Darat (Land-Based Regasification Receiving LNG Terminal).

Atas dasar kajian tersebut, Kalla Group mencari partner untuk pembangunan proyek ini dan telah bersepakat pada awal tahun 2015 dengan partner dari Jepang yang berpengalaman dalam pengelolaan Terminal LNG dan distribusi gas.Proyek Terminal Regasifikasi LNG Darat dengan investasi sekitar Rp10 triliun ini sepenuhnya akan dibiayai oleh pemenuhan modal pemegang saham serta pinjaman dari Lembaga Keuangan Jepang, yang terdiri dari Lembaga Keuangan Pemerintah Jepang dan Perbankan Jepang. Dukungan dan kesiapan Lembaga Keuangan Jepang ini, ikut memberikan kemampuan kepada Terminal, untuk melayani kebutuhan gas bagi masyarakat luas dengan biaya regasifikasi yang lebih murah, dibanding fasilitas regasifikasi yang ada pada saat ini. Dengan demikian, proyek ini akan sejalan dengan rencana pemerintah untuk menurunkan harga gas dalam negeri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI