Tunggu Hasil Pilpres AS, Pasar Saham Amerika dan Eropa Menguat

Adhitya Himawan Suara.Com
Rabu, 09 November 2016 | 08:35 WIB
Tunggu Hasil Pilpres AS, Pasar Saham Amerika dan Eropa Menguat
Bursa saham NYSE di New York, Amerika Serikat. [Antara/Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa (8/11/2016) ditutup naik sebesar 84 poin atau 1,57 persen ke level 5.470 setelah bergerak di antara 5.407-5.476. Sebanyak 183 saham naik, 105 saham turun, 109 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp7.441 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net buy) Rp136 miliar.

Pasar Amerika berakhir berakhir menguat di pimpin sektor utilitas di tengah investor menanti hasil Pemilu Presiden negeri Paman Sam tersebut. Sementara pada akhir perdagangan Indek, Dow Jones menguat 0,40 persen ke level 18,332, Nasdaq menguat 0,65 persen ke level 4,804 dan S&P menguat 0,38 persen ke level 2,139.

Pasar Eropa berakhir menguat dia akhir perdaganan. Perhatian utama tertuju pada pemilu AS 8 November waktu setempat. Data yang dirilis dari Jerman menunjuk-kan output industri berkontraksi di bulan September, Dari Inggris, produksi manufaktur dilaporkan naik 0,6 persen di bulan September lebih tinggi dari perkiraan 0,5 persen.Namun produksi industri tercatat menurun 0,4 persen, sama dengan penurunan bulan Agustus, dan mematahkan ekspektasi kenaikan sebesar 0,1 persen.

"Indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,53 persen menjadi 6,843. CAC menguat 0,35 persen ke level 4,476. dan DAX 0,24 persen ke level 10,482," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, Rabu (9/11/2016).

Konsumsi pemerintah pada kuartal III-2016 mengalami penurunan aki-bat pemangkasan anggaran di kementerian dan lembaga. Pada kuartal IV, konsum-si pemerintah diperkirakan akan meningkat dan ini menyebabkan defisit juga meningkat. Meskipun demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan, target defisit hingga akhir tahun 2016 tetap tidak direvisi yaitu masih pada kisaran 2,7 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Untuk mengantisipasi defisit yang melebar maka diperlukan penerimaan negara yang baik terutama dalam penerimaan pajak. Ini membutuhkan penerimaan pajak sesuai target dan sesuai yang direvisi dan ek-spektasi belanja. Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Yon Arsal menyampaikan bahwa pada akhir tahun, selain pen-cairan anggaran pemerintah meningkat, penerimaan negara juga akan meningkat pula. Namun untuk menjaga cash flow aman, karena penerimaan fokus di akhir tahun, pihaknya sudah menyiapkan mitigasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI