Jameel Ahmad, VP of Market Research Forextime mengatakan bahwa investor mendadak memasuki mode menghindari risiko karena perubahan momentum yang mengatakan bahwa Donald Trump memiliki peluang untuk menjadi pemenang Pemilihan Presiden Amerika Serikat yang akan digelar beberapa hari lagi. Pasar mulai memperhitungkan premi risiko akan kemungkinan ini sehingga terjadi penurunan selera risiko secara drastis.
"Permintaan terhadap aset safe haven seperti Emas dan Yen Jepang pun meningkat tajam," kata Jameel dalam keterangan resmi, Senin (7/11/2016).
Adanya peluang bagi Donald Trump untuk terpilih menjadi Presiden AS masih belum terefleksikan sepenuhnya di pasar, sehingga pasar saham berpotensi semakin melemah dan permintaan akan Emas dan Yen Jepang pun dapat meningkat. Semakin kuatnya JPY akan menjadi masalah tersendiri bagi Bank of Japan (BoJ). "Bank sentral ini akan sangat terpukul apabila Trump menang karena permintaan JPY akan melonjak drastis dan harapan bahwa Yen dapat melemah sesuai keinginan BoJ pun akan pupus," ujar Jameel.
Jika Trump menang, prospek pasar global berpotensi menderita gejolak yang akan tercatat dalam sejarah sebagai momen politik paling mengejutkan di era modern.
2016 adalah tahun yang sungguh tidak biasa dengan pilihan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa yang mengakibatkan kejutan besar di seluruh dunia. Apabila Trump menjadi Presiden AS, reaksi pasar pun akan setidaknya setara dengan itu. Kita juga menyaksikan melejitnya popularitas Pokémon di tahun ini, jadi kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa masih akan ada berbagai kejutan lain di sisa tahun 2016.
"Inilah saatnya untuk menghadapi kenyataan bahwa, walaupun kecil, peluang Donald Trump untuk memenangi Pilpres AS semakin besar. Ia dapat saja menjadi orang paling berkuasa di dunia ini beberapa hari lagi," jelas Jameel.
Pasar finansial belum merefleksikan kemungkinan tersebut dan masalahnya, para investor pun baru mulai memperhitungkan premi risiko yang ada. Sejarah kembali berulang karena situasi yang persis sama telah terjadi sebelum voting referendum Brexit, dan reaksi dari pasar finansial kali ini secara teoretis seharusnya akan jauh lebih parah dan investor akan terus berusaha melakukan tindakan antisipasi untuk mengurangi berbagai risiko yang ada.
Sektor/komoditas apa yang akan diuntungkan dan dirugikan di pasar finansial apabila Trump menang?
Diuntungkan:
Emas - Pesona safe haven emas akan mendorong investor untuk mengejar emas karena kejutan Trump dan juga ketidakpastian yang mungkin akan melonjak tajam.
Yen - Ini akan menjadi mimpi buruk bagi Bank of Japan dan sepenuhnya bertolak belakang dengan harapan BoJ, tapi dalam situasi yang tidak pasti, Yen Jepang sudah pasti akan menjadi pelarian bagi trader.
Pound Inggris? - Aset yang satu ini masih belum pasti dan probabilitas kenaikan permintaan GBP jauh lebih rendah dibandingkan Emas dan JPY, walaupun cukup beralasan dan tidak mengejutkan apabila mata uang terlemah di 2016 akan menguat karena permintaan terhadap USD anjlok drastis.
Dirugikan:
Pasar saham - Investor mungkin akan menghindari risiko untuk periode berkepanjangan apabila Donald Trump membuat kejutan pekan depan. Selera risiko yang merosot tajam akan merusak ketertarikan investor terhadap aset berisiko, dan pasar saham adalah salah satunya. Walaupun hal ini tidak akan langsung dinyatakan, Donald Trump jelas memiliki kecenderungan terhadap suku bunga AS yang lebih tinggi. Oleh sebab itu, banyak analis yang menilai negatif untuk saham apabila Donald Trump menang.
Peso - Tidak perlu diragukan lagi bahwa Donald Trump jelas anti Meksiko. Menangnya Trump dipandang berdampak negatif untuk perekonomian Meksiko dan Peso akan terus melemah seperti sejak debat Pilpres AS putaran pertama.
Minyak bumi? - Aspek ini belum banyak dibahas, namun harga emas berpotensi semakin melemah apabila Donald Trump menjadi Presiden. Lupakan ketidakpastian pemangkasan level produksi Komite OPEC. Apabila Trump terpilih, proyeksi pertumbuhan akandisesuaikan menjadi lebih rendah setidaknya untuk jangka pendek karena meningkatnya ketidakpastian investor, dan secara teoretis ini akan memperlemah permintaan terhadap komoditas seperti minyak dan memperburuk valuasi minyak.