BJB Dapat Peringkat Nasional Jangka Panjang dari Fitch Rating

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 04 November 2016 | 09:02 WIB
BJB Dapat Peringkat Nasional Jangka Panjang dari Fitch Rating
Kantor Cabang Bank Jabar Banten (BJB) di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) gencar mencari kontrak baru. Di sisa tahun ini perusahaan berencana mendapatkan kontrak baru dengan nilai order mencapai Rp5,8 triliun.

"Perseroan optimis dalam dua bulan terakhir tahun ini, perseroan dapat menorehkan kontrak baru," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Jumat (4/11/2016).

Diharapkan perseroan dapat menggaet kontrak baru senilai Rp2,7 triliun dengan porsi untuk DGIK sebesar Rp1,6 triliun. Hingga September kemarin DGIK sudah mencatat komitmen proyek sebesar Rp6,5 triliun dengan porsi untuk perusahaan sebesar Rp4,2 triliun. "Jadi jika DGIK mendapatkan tender-tender tersebut, perusahaan mencatatkan nilai kontrak mencapai Rp 5,8 triliun," ujar Hans.

Sebelumnya, Emiten konstruksi ini hingga kuartal III DGIK sudah membukukan pendapatan sebesar Rp723 miliar menurun 43 persen dari periode sama tahun lalu sebesar Rp1,28 triliun.

BJB Dapat Peringkat Nasional Jangka Panjang AA

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) dapat peringkat nasional jangka panjang AA-(idn) oleh Fitch Ratings Indonesia. Outlook peringkat tersebut adalah stabil.

Menurut keterangan resmi Fitch Ratings, peringkat nasional di kategori AA menunjukkan ekspektasi akan risiko gagal bayar yang sangat rendah. "Relatif terhadap emiten atau surat utang lainnya di Indonesia," jelas Hans.

Risiko kredit hanya sedikit berbeda dari emiten-emiten atau surat-surat utang yang mendapat peringkat tertinggi di Indonesia. Peringkat Nasional Bank BJB mencerminkan pandangan Fitch atas profil kredit standalone yang baik, seperti tercermin pada waralaba berukuran sedang, kualitas aset yang terjaga, posisi permodalan yang cukup. "Serta profitabilitas yang memuaskan dan profil pendanaan simpanan yang terkonsentrasi," tutup Hans.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI