Isu Brexit dan Pilpres AS Membuat Pasar Saham Eropa Melemah

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 04 November 2016 | 08:49 WIB
Isu Brexit dan Pilpres AS Membuat Pasar Saham Eropa Melemah
Bursa Saham Frankfurt, Jerman. [Antara/Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (3/11/2016) ditutup turun sebesar 75 poin atau 1,41 persen ke level 5.329 setelah bergerak di antara 5.329-5.402. Sebanyak 79 saham naik, 232 saham turun, 77 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 8.066 triliun.

"Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net sell) Rp 746 miliar," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi Jumat (4/11/2016).

Pasar Amerika ditutup melemah dipimpin saham sektor IT, tertekan oleh kecemasan menjelang pemilu presiden. Investor juga mencerna sejumlah data ekonomi yang dirilis pada hari Kamis, yaitu klaim pengangguran yang berada pada 265,000, di atas estimasi pada 258,000. Juga produktivitas kuartal ketiga yang menunjukkan kenaikan sebesar 3.1 persen, di atas ekspektasi sebesar 2 persen.

"Dow Jones melemah 0,16 persen ke level 17,931, Nasdaq melemah 1,01 persen ke level 4,679 dan S&P melemah 0,44 persen ke level 2,088," ujar Hans.

Pasar Eropa ditutup melemah dengan fokus investor ke perkembangan brexit, pemilu AS 2016, dan earning perusahaan. investor masih menantikan hasil dari pemilu AS pada tanggal 8 November 2016 seiring semakin ketatnya perbedaan hasil polling Hillary Clinton dan Donal Trump. Investor juga ditenangkan oleh keputusan pengadilan tinggi Inggris untuk mengharuskan adanya voting parlemen dalam proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

"Indeks FTSE melemah 0,80 persen ke level 6,790, DAX melemah 0,43 persen ke level 10,325 dan CAC melemah 0,07 persen ke level 4,411," tutup Hans.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan pihaknya akan terus mengan-tisipasi arus modal asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia, baik yang masuk melalui portofolio maupun investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI). Khususnya, inflow dari dana repatriasi program pengampunan pajak atau tax amnesty. Ia mengatakan, hingga saat ini besaran dana repatriasi dari kebijakan am-nesti pajak mencapai sekitar Rp143 triliun. Meski demikian, dari jumlah tersebut besaran dana yang benar-benar masuk baru sekitar Rp40 triliun. Sementara, sisanya akan masuk hingga akhir tahun ini.

Sebagaimana diketahui, BI telah menyiapkan sejumlah instrumen yang dapat digunakan sebagai instrumen investasi dana repatriasi amnesti pajak, baik yang berkaitan langsung dengan operasi moneter bank sentral, instrumen pasar uang hingga instrumen hedging. Dari instrumen moneter misalnya berupa sertifikat BI (SBI) baik untuk mata uang rupiah maupun valas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI