Dalam rangka mewujudkan Indonesia menuju poros maritim dunia, berbagai upaya terus digencarkan, mulai dari sosialisasi, seminar-seminar, hingga kegiatan-kegiatan festival budaya. Berkaitan dengan hal tersebut, pengembangan wisata bahari pun penting untuk dikembangkan karena sejalan dengan nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi). Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman sendiri memiliki kontribusi yang besar dalam pengembangan wisata bahari tersebut.
Presiden Jokowi juga telah menetapkan 10 kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), di antaranya berbasis maritim, sehingga kerja sama di tingkat pusat dan provinsi serta membangun kerja sama antara daerah akan dijadikan strategi di dalam pengembangan destinasi wisata bahari. Untuk itu, salah satu strategi yang tepat dalam pengembangan pariwisata bahari agar berkelanjutan adalah memperkuat kerja sama antarsektor dan daerah serta pelaku dan asosiasi pariwisata bahari, termasuk meningkatkan aksesibilitas, infrastruktur, fasilitas pariwisata, dan sumber daya manusia.
Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim, Kemenko bidang Kemaritiman, Safri Burhanuddin dalam Seminar Nasional Pengembangan Pariwisata Bahari menuju Poros Maritim Dunia sebagai rangkaian Festival Bahari Kepri-Sail Selat karimata 2016 di Kepulauan Riau Jumat (28/10/2016) mengemukakan,pariwisata bahari sangat erat kaitannya dengan pengembangan kawasan pesisir.
"Seperti pengembangan akomodasi, restoran, maupun infrastruktur pendukungnya seperti marina, dermaga, pusat bisnis dan sebagainya," kata Safri.
Safri menuturkan bahwa secara global, tren pariwisata bahari terus meningkat, termasuk kunjungan ke destinasi wisata bahari di Asia. Data kunjungan di destinasi pariwisata bahari unggulan di Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam 3 tahun belakangan ini.
“Taman Nasional Komodo jumlah kunjungan wisman-nya meningkat sebesar 9,42 persen di tahun 2013 dibanding tahun 2011 (41.833/tahun 2011 menjadi 45.776/tahun 2013); Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat meningkat sebesar 56,48 persen di tahun 2012 dibandingkan tahun 2010 (3.858/tahun 2010 menjadi 6.037/tahun 2012). Demikian pula dengan Wakatobi yang meningkat sebesar 45,77% di tahun 2013 (2.274/tahun 2011 menjadi 3.315/tahun 2013), sedangkan Sabang di Sumatera Utara meningkat sebesar 17,5% di tahun 2013 dibanding tahun 2010 (3.932/tahun 2010 menjadi 4.622/tahun 2013),” jelas Safri dalam paparannya.
Dalam kesempatan ini, lanjut Safri, tujuan dari seminar nasional ini adalah membahas persoalan pengembangan potensi bahari untuk dijadikan atraksi wisata, optimalisasi pemanfaatan pulau-pulau kecil, promosi dan peningkatan investasi dalam pembanguan pariwisata bahari, penataan, pengelolaan, dan pengembangan pariwisata bahari termasuk infrastruktur dan juga langkah-langkah percepatan pembangunannya. “Yang terpenting adalah strategi mengenalkan potensi pariwisata bahari Kepulauan Riau, baik di lingkup nasional maupun internasional,” ujarnya.