PT Kino Indonesia Tbk (KINO) hingga September 2016 terlihat stagnan. Pada periode tersebut, KINO mencatat penjualan Rp 2,7 triliun, naik tipis sekitar 2 persen year on year (yoy) dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Beban pokok juga mengalami kenaikan tipis, sebesar 2 persen yoy menjadi Rp1,59 triliun dari sebelumnya Rp1,55 triliun," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan resmi, Jumat (28/10/2016).
Sementara, porsi beban pokok terhadap penjualan relatif sama, sekitar 59 persen. Laba kotor KINO tercatat mengalami kenaikan hanya sekitar 1 persen yoy menjadi Rp1,1 triliun. Porsi beban pokok yang relatif sama tersebut juga membuat perolehan marjin laba kotor KINO tertahan. Levelnya relatif stagnan, sekitar 41 persen.
"Sejatinya, KINO memperoleh pendapatan bunga dengan kenaikan yang cukup signifikan, dari semula Rp 1,49 miliar pada kuartal I-2015 lalu lompat lima belas kali lipat menjadi Rp 23,59 miliar," ujar Hans.
Marketing Sales Agung Podomoro Land Naik 20,8 Persen di Kuartal III 2016
PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) membukukan peningkatan prapenjualan atau marketing sales sebesar 20,8 persen dalam sembilan bulan 2016. Dalam keterangannya, prapenjualan Agung Podomoro Land mencaai Rp2,09 triliun per September 2016.
"Capaian meningkat dibandingkan posisi September 2015 sebesar Rp1,73 triliun," tutur Hans.
Di sisi lain, pendapatan perusahaan bersandi saham APLN itu mencapai Rp4,14 triliun, tumbuh 5,7 persen secara tahunan. Pendapatan sebagian besar disumbang dari pengakuan penjualan properti sebanyak Rp2,93 triliiun. Sementara itu, pendapatan sewa mencapai Rp1,21 triliun, naik 4,6 persen secara tahunan. Berkat peningkatan pendapatan, APLN mencatat kenaikan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk sebesar 19,7 persen menjadi Rp4321,1 miliar.
"Peningkatan laba juga tercermin pada margin laba sebesar 15,4 persen, lebih tinggi dari posisi tahun lalu sebesar 10,4 persen," ucap Hans.