Menteri Koordinato Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui kondisi ekonomi Indonesia sekarang ini sangat dinamis. Dalam 4-5 tahun terakhir, perekonomian dunia benar-benar sakit.
"Dalam kondisi demikian, negara maju melakukan kebijakan yang tidak berubah. Singkatnya, pertumbuhan dan perdagangan internasional benar-benar melambat," kata Darmin dalam keterangan resmi, Selasa (25/10/2016).
Latar belakang ini bisa diabaikan oleh Pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, setiap negara pasti terpengaruh terhadap kondisi ekonomi global. Setiap negara berusaha mengambil langkah agar tidak terseret ke dalam perlambatan ekonomi dunia terlalu jauh. "Tapi tidak semua negara bisa berhasil mencari jalan keluar dari putaran yang sedang terjadi ini," ujar Darmin.
Darmin merujuk kondisi perekonomian di kawasan ASEAN. Menurutnya, sebenarnya tier Indonesia adalah negara-negara besar. Karena negara seperti Laos tidak cocok jika dibandingkan dengan Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN barangkali beberapa negara relatif mampu tidak terseret, terutama Filipina, Vietnam dan Indonesia.
"Bagaimana dengan kelompok negara besar seperti Brazil, Rusia, Afrika Selatan, Turki, India dan Indonesia? Kondisi pada umumnya, lebih berat. Dari negara-negara itu, India adalah negara yang benar-benar bisa bertahan. Baru kemudian Indonesia. Sisanya tidak ada yang mampu bertahan dari perlambatan ekonomi ini. Barangkali Rusia dan Brazil sudah masuk ke kategori negatif," jelas mantan Gubernur Bank Indonesia tersebut.
Indonesia, menurut Darmin, memang pada tahun 2014 mencapai pertumbuhan yang agak lambat. Pada tahun 2015, masih belum berhasil keluar dari tarikan perlambatan. "Perlambatan ini, terutama karena perdagangan luar negeri kita yang turun terus menerus, walaupun penurunanannya semakin kecil," tutup Darmin.