Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Rabu (26/10/2016) ditutup naik sebesar 1 poin atau 0,03 persen ke level 5.399 setelah bergerak di antara 5.381-5.406. Sebanyak 137 saham naik, 190 saham turun, 75 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 9.522 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi beli bersih (net sell) Rp776 miliar
Pasar Amerika ditutup melemah pada hari rabu seiring berlanjutnya musim laporan earnings, sementara data ekonomi yang solid membantu saham sektor keuangan dan harga minyak memperdalam penurunan kendati data suplai yang bullish.
"Dow Jones ditutup menguat 0,17 persen ke level 18,199. Nasdaq ditutup melemah 0,63 persen ke level 4,860 dan S&P melemah 0,17 persen ke level 2,139," kata Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, dalam keterangan tertulis, Kamis (27/10/2016).
Pasar Eropa pada hari Rabu (27/10/2016) ditutup dengan pelemahan. Hal ini dipicu oleh menguatnya Wall Street dan penurunan harga minyak mentah. Pelemahan harga min-yak di sesi Asia hari ini didorong oleh peningkatan stok minyak AS dan meningkatnya keraguan pasar akan keputusan OPEC juga turut berkontribusi kepada pelemahan pasar saham Eropa. FTSE ditutup 0.85 perse lebih rendah di 6,958, DAX di-tutup lebih rendah 0.44 persen di 10.709, dan CAC ditutup 0.14 persen lebih rendah di level 4,534.
"Pelemahan ini juga dipicu oleh merosotnya saham beberapa perusahaan Eropa, seperti France’s Airbus yang melaporkan penurunan earning sebesar 21 persen karena menurunnya industry penerbangan komersial," ujar Hans.
Gubernur BI menyambut baik perbaikan peringkat kemudahan berusaha Indonesia yang diberikan oleh Bank Dunia. Walaupun dengan perbaikan tersebut, peringkat ease of doing business masih di level 91, atau jauh dari peringkat 40 yang ditarget-kan Presiden Jokowi, perbaikan tersebut menurutnya, sudah cukup menggembirakan. Perbaikan peringkat kemudahan berusaha Indonesia tersebut merupakan salah satu yang terbaik. Ini sejalan dan kalau sekarang bisa di bawah 100 itu suatu langkah baik bagi Indonesia. Ia mengatakan, agar kemudahan berusaha ke depan terus membaik, pemerintah dan semua pemangku dia harap bisa semakin bersinergi. Karena memperbaiki kemudahan usaha tersebut butuh usaha bersama, bukan hanya pemerintah pusat tapi juga daerah.
Bank Dunia, melalui lapiran kemudahan berusaha yang diluncurkan di Washington mengumumkan, peringkat kemudahan usaha Indonesia membaik 15 peringkat dari posisi 106 menjadi 91. Dalam laporan tersebut, Indonesia masuk dalam 10 negara yang mencapai peningkatan tertinggi.