Universitas Indonesia (UI) merintis terbentuknya Pusat Riset Terpadu Panasbumi yang melibatkan para pakar lintas fakultas, praktisi dan sektor swasta untuk mendorong pemanfaatan energi panasbumi di tanah air.
Berbagai aktivitas riset eksplorasi dan produksi sebenarnya telah berlangsung lama di lingkungan UI namun masih berjalan sesuai rumpun keilmuan masing-masing fakultas.
Sebagai langkah awal kerja terpadu lintas bidang ini, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat bersama Program Magister Geothermal UI menggelar workshop internasional bertajuk Mengurangi risiko bisnis panasbumi dengan mempercanggih teknologi yang sudah ada di gedung Balairung Universitas Indonesia, Kota Depok Jawa Barat, 25-26 Oktober 2016.
"Kami berupaya mengoptimalkan semua pakar lintas fakultas yang ada di UI untuk memperkuat riset di bidang panasbumi, di antaranya Fakultas MIPA, Teknik, Ekonomi dan Bisnis serta rumpun ilmu sosial lainnya,"kata kata Ketua Program Magister Eksplorasi Geotermal Universitas Indonesia, Dr. Yunus Daud, di Depok, Jawa Barat, Selasa (25/10/2016).
UI serius dalam mendorong target pemerintah mencapai penyediaan daya listrik 35 ribu Megawatt yang mayoritas akan bersumber dari energi baru terbarukan panasbumi.
"Sesegera mungkin UI akan memproses pembentukan pusat riset panasbumi. Rektor akan mengajukan ke Senat Akademik Universitas," kata Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Indonesia, Pro Dr Bambang Wibawarta.
Sebelumnya Wakil Ketua DPR RI Dr Agus Hermanto menyampaikan hasil keputusan pertemuan Senior Official Meeting tujuh kementerian di gedung DPR Senin 24 Oktober 2016 agar target Kebijakan Energi Nasional sebesar 7.200 MW dari panasbumi dapat segera tercapai.
"Salah satu butir kesepakatannya adalah Indonesia harus segera membangun pusat riset panasbumi yang berada di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi. Pusat Riset ini akan menggabungkan berbagai aktivitas terkait panasbumi yang telah berlangsung di UI, ITB, UGM, Kementeran ESDM, Pertamina Geothermal, PLN dan tempat-tempat lainnya," kata Agus Hermanto.
Sementara dalam pidato kuncinya, pendiri institut panasbumi Universitas Auckland Selandia Baru, Prof Dr Manfred P Hochstein menyayangkan jika Indonesia tidak segera mengoptimalkan potensi energi panasbumi.
"Indonesia memiliki segalanya. Sumberdaya alam, sumberdaya manusia yang mampu mengoptimalkan energi panasbumi. Indonesia Hanya butuh keseriusan, kebijakan politik dan koordinasi serta kerjasama di antara para stake holder itu sendiri," tegas Hochstein yang merupakan guru dari mayoritas pakar panasbumi yang tersebar di Indonesia.