PT Bank Mayora (Bank MAYORA) berhasil meraih predikat sebagai The Most Efficient Bank, kategori BUKU II (Bank Umum Kelompok Usaha) dalam ajang Bisnis Indonesia Banking Award 2016 dan Peringkat I (aset Rp2,5 - Rp5 triliun) pada Anugerah Perbankan Indonesia. Dua penghargaan tersebut berturut-turut diraih di bulan yang sama yaitu Oktober 2016.
Kategori penilaian untuk The Most Efficient Bank berdasarkan pada tingkat efisiensi dan performa Bank secara komprehensif. Sementara itu, untuk Anugerah Perbankan Indonesia mengacu pada 10 aspek penilaian antara lain, value creation, efficiency dan profit, GCG, risk management, human capital, marketing, IT, corporate communication dan CSR.
“Prestasi ini kami peroleh berkat usaha melakukan efisiensi biaya yang diimbangi dengan peningkatkan pendapatan serta tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan bisnis. Penghargaan ini juga memacu kami untuk semakin lebih baik dalam bekerja yang berujung pada layanan yang memuaskan untuk nasabah,” jelas Direktur Utama Bank MAYORA, Irfanto Oeij dalam keterangan resmi, Selasa (25/10/20106).
Dalam mendorong efisiensi, Bank Mayora fokus memperkuat infrastruktur layanan berbasis teknologi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja serta dapat menekan biaya operasional. Di antaranya dengan migrasi core banking system pada tahun 2015 dan perluasan jangkauan layanan melalui internet banking yang sedang dalam tahap persiapan saat ini.
Seluruh upaya tersebut adalah bagian transformasi Bank Mayora untuk menjadi Bank Ritel dan Konsumer terdepan. Hal lain yang tak kalah penting adalah menjaga penerapan good corporate governance (GCG) di semua aspek.
Laba Bersih Melonjak 37 persen di Kuartal III 2016
Di tengah situasi ekonomi yang mengalami perlambatan di tahun ini, Bank Mayora tetap membukukan kinerja positif dengan rasio keuangan yang terjaga dengan sehat.
Hingga akhir September 2016, Bank Mayora mencatat laba bersih sebesar Rp41,47 miliar atau tumbuh 37,34 persen dibandingkan tahun lalu di periode yang sama. Sementara perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga kuartal III tahun ini berhasil menembus angka Rp3,78 triliun dari Rp3,68 triliun di kuartal III tahun 2015.
Dalam sembilan bulan terakhir, total aset Bank Mayora mencapai Rp5,07 triliun, naik 6,42 persen. Untuk penyaluran kredit juga mengalami kenaikan sebesar 12,60 persen menjadi Rp3,39 triliun dengan rasio non performing loan (NPL nett) sebesar 1,74 persen. NPL berhasil ditekan berkat keberhasilan Bank dalam melakukan mitigasi risiko kredit.
Untuk rasio keuangan lainnya juga tetap terjaga antara lain rasio pinjaman terhadap pendanaan (loan to funding ratio/LFR) sebesar 88,83 persen, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 27,54 persen, tingkat return on asset (ROA) sebesar 1,36 persen dan return on equity (ROE) yang berada di posisi 5,30 persen hingga September 2016.
“Dengan strategi yang tepat, Bank MAYORA berhasil melalui tantangan ekonomi hingga di kuartal III ini. Efisiensi menjadi kunci pertumbuhan kami seiring dengan pengelolaan risiko yang tetap terjaga untuk mencapai pertumbuhan yang positif hingga akhir tahun 2016,” tandas Irfanto.