Ditengah-tengan trend non performing loan (NPL) atau kredit macet industri perbankan yang cenderung meningkat, PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk memberikan komitmen untuk terus menurunkan NPL perseroan sampai dengan akhir tahun 2016.
"Proses untuk menekan NPL sudah terlihat dari NPL BTN yang di kuartal III 2016 mencapai 3,60 persen. Ini turun dari posisi NPL BTN pada kuartal III 2015 yang sempat mencapai 4,50 persen," kata Direktur Utama BTN Maryono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (24/10/2016).
Maryono menegaskan BTN masih fokus pada langkah-langkah strategis untuk menurunkan NPL. Antara lain melalui perbaikan proses kredit (front end), intensifikasi dan perbaikan proses collection (middle end), restrukturisasi kredit dan percepatan eksekusi (recovery) agunan kredit bermasalah (back end).
Sampai dengan akhir tahun 2016, BTN menargetkan NPL bisa berada dibawah kisaran 3 persen.
"Oleh karena itu, BTN akan tetap fokus pada program recovery aset agar kualitas kredit kami bisa diperbaiki. Sampai dengan 30 September 2016, BTN telah melakukan recovery asset sebesar Rp946 miliar," tutup Maryono.
NPL BTN memang cenderung turun dari tahun ke tahun. Mengacu laporan keuangan perseroan, NPL BTN sempat mencapai 4,85 persen di kuartal III 2014, lalu menurun menjadi 4,50 persen di kuartal III 2015. Akhir tahun lalu, NPL BTN di kisaran 3,42 persen.