Bagi anda yang kerap mencari inspirasi untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis dan keuangan, pastilah tak asing dengan nama Tung Desem Waringin. Pria kelahiran Surakata, Jawa Tengah, pada 22 Desember 1968 itu memang fenomenal. Karyanya berjudul Financial Revolution telah menginspirasi begitu banyak orang yang semula taraf ekonominya biasa-biasa menjadi wirausahawan sukses.
Walau telah menjadi motivator bagi begitu banyak pengusaha baru, perjalanan hidup Tung sendiri sejak kecil sangat terjal dan penuh lika –liku. Sejak kecil, Tung mengalami hidup prihatin akibat bisnis sang ayah yang mengalami kebangkrutan. Peristiwa ini membuat Tung digembleng agar tidak manja. Walau sudah berupaya mati-matian, usaha ayahnya tersebut belum juga dapat berjalan dengan mulus.
Kondisi ini membuat Tung remaja mulai tertarik pada dunia marketing. Dia memiliki obsesi untuk dapat membantu ayahnya meraih sukses.
Selepas SMA, Tung melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Solo (UNS), Jawa Tengah.Saat kuliah inilah, Tung mencoba berjualan sendiri. Ia mengambil emas dari kakaknya dan dari seorang pengusaha emas di Jakarta. Dengan keberanian dan bakat marketing, ia pun menjual emasnya hingga ke luar kota seperti Semarang, Pati, Tayu, Ambarawa dan Pekalongan.
Di kampusnya, ia termasuk mahasiswa yang berprestasi dan teladan. Kesibukannya sebagai penjual emas tidak menjadi penghalangnya, meskipun ia harus berpergian ke luar kota. Tahun 1992 ia lulus kuliah Fakultas Hukum UNS dan ia diterima bekerja di BCA cabang Surabaya, Jawa Timur.
Perjalanan karier Tung dimulai di BCA sebagai Management Development Program (MDP) tahun 1992. Setelah melakukan training di Jakarta yang menjadikannya sebagai lulusan terbaik, ia dikirim ke BCA Cabang Surabaya untuk membenahi 22 cabang pembantu (capem) yang hasil audit operasionalnya terburuk se-Indonesia. Hasilnya, dari target dua tahun, Tung Desem berhasil menyelesaikan masalah tersebut hanya dalam waktu empat bulan. Prestasi ini juga menjadikan Surabaya memperoleh hasil audit terbaik di seluruh Indonesia.
Sayangnya keberhasilan ini tak membuat Tung bahagia. Ia justru mengalami musibah yang kelak terbukti merubah arah perjalanan hidupnya dari seorang karyawan menjadi pengusaha dan motivator. “Kala itu, saya sempat nyaman. Karena semua dijamin. Tapi mulai terjadi guncangan saat krisis ekonomi 1998 ketika BCA diambil alih BPPP (Badan Penyehatan Perbankan Nasional, red),” kata Tung dalam wawancara khusus dengan Suara.com, di Lippo Karawaci, Tangerang, Banten, Senin (17/10/2016).
Ketika itu, ia melihat banyak seniornya pensiunan BCA justru menjalani hidup yang susah di masa tua. Selain kondisi keuangan menjadi sulit, banyak yang merasa terlambat untuk memulai membuka usaha.
Guncangan kedua, saat ayah Tung mengalami sakit liver yang parah. Sang ayah akhirnya dibawa ke Rumah Sakit di Jakarta setelah di Solo tidak ada yang sanggup. Namun di Jakarta pun sang ayah tak mendapat perawatan sesuai harapan. Sang ayah akhirnya dibawah ke Singapura. “Padahal waktu itu, gaji saya Cuma Rp1,3 juta. Gaji saya selama 1 bulan tidak cukup membayar biaya rumah sakit ayah saya selama 1 hari. Pada waktu itu, saya akhirnya menangis,” jelas Tung.
Pengalaman pahit ini memberikan pelajaran bagi Tung. Tung sadar bahwa ia harus keluar dari zona nyamannya. Ditambah lagi ia juga terinspirasi oleh karya motivator caliber dunia, Anthonny Robbin berjudul Unlimited Power dan Awaken the Giant Within.