Pameran Indonesia di UN Habitat III Ekuador Ramai Pengunjung

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 21 Oktober 2016 | 14:16 WIB
Pameran Indonesia di UN Habitat III Ekuador Ramai Pengunjung
Booth Indonesia dalam Konferensi PBB dibidang permukiman dan perkotaan atau UN Habitat III. [Dok Kementerian PUPR]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Konferensi PBB dibidang permukiman dan perkotaan atau UN Habitat III yang berlangsung di Quito, Ekuador sejak hari Senin, 17 Oktober 2017 telah berakhir kemarin, Kamis, (20/10/2016). Selama 4 hari, disamping acara sidang umum, pertemuan dan diskusi, juga diselenggarakan pameran Habitat III dimana negara-negara peserta, organisasi, dan masyarakat sipil dan sektor swasta menampilkan komitmen dan kerja mereka dalam pembangunan permukiman dan perkotaan berkelanjutan.

Indonesia menjadi salah satu peserta Pameran, menempati booth No. 106 di samping booth negara Bangladesh dan Argentina. Sejak hari pertama, booth Indonesia yang mengusung “Wonderful Indonesa” telah menyedot ratusan pengunjung setiap harinya. Booth pameran Indonesia diisi oleh informasi mengenai profil dan kebijakan pembangunan perkotaan hingga 2035 serta pengalaman Indonesia dalam penanganan kumuh perkotaan seperti di Surabaya, penanganan kota tepi air di Banjarmasin dan Tambak Lorok - Semarang , pengembangan ekonomi kreatif di Bandung, Banda Aceh pasca bencana Tsunami, penanganan hunian vertikal dan kota kompak di Jakarta, dan lainnya.

Tak hanya itu, booth pameran Indonesia juga menjadi tempat pertemuan Delegasi Indonesia di UN Habitat III yang dipimpin oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono didampingi anggota delegasi lainnya melakukan pertemuan dengan negara-negara sahabat seperti Korea Selatan, Afghanistan, dan Polandia dan organisasi lainnya yakni Ford Foundation.

“Kota-kota di Indonesia perlu berkembang dengan menunjukkan jatidirinya yang unik,” kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Jumat (21/10/2016).

Dubes RI untuk Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono mengatakan "anjungan Indonesia relatif kecil, tetapi unik dan atraktif, menawarkan keragaman unsur sosial dan budaya. Mirip dengan Ekuador yang juga berada tepat di Garis Katulistiwa serta terdiri atas 4 kelompok geografis (kawasan pegunungan, pesisir, pedalaman dan hutan tropis)," terangnya.

Sentuhan budaya dalam booth pameran, berupa dekorasi berwarna-warni mengambil elemen budaya seperti payung dan kain Bali dipadu dengan Wayang dan alat music Gong Indonesia juga menjadi daya tarik pengunjung. Disamping itu semakin meriah dengan adanya hadiah souvenir unik yang diberikan kepada pengunjung yang berhasil menjawab dengan benar pertanyaan seputar Indonesia yang ditanyakan petugas booth pameran yang juga menggunakan baju adat salah satu daerah di Indonesia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI