Memasuki minggu kedua Oktober 2016, rata-rata harga komoditas pangan secara nasional pada umumnya mengalami penurunan dengan kisaran 1,04 persen – 3,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga diantaranya bawang merah, bawang putih, daging sapi, minyak goreng dan telur ayam.
Harga bawang merah turun dari Rp35.500/kg menjadi Rp35.120/kg, bawang putih turun ke harga Rp36.030/kgdari harga Rp36.420/kg. Sementara daging sapi berada di harga Rp113.680/kg dari sebelumnya Rp113.970/kg. Minyak goreng dan telur ayam juga mengalami penurunan, masing-masing di harga Rp11.520/liter dan Rp22.400/kg.
Dalam satu minggu terakhir, cabai keriting dan cabai besar mengalami kenaikan. Harga cabai keriting dan cabai besar nasional melonjak tinggi masing-masing 18,4% dan 21,5%. Harga cabai keriting pada 14 Oktober 2016 sebesar Rp.43.800/kg, dan cabai besar Rp.42.950/kg, lebih tinggi dibanding harga acuan Rp.28.500/kg.
“Pemerintah tentu akan fokus pada beberapa produk pangan terutama beras, gula, daging, jagung dan cabai. Terlebih saat ini memasuki musim penghujan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam Rapat Koordinasi Pembahasan Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Pangan, Selasa (18/10/2016), di Jakarta.
Hadir diantaranya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto dan perwakilan pejabat kementerian/lembaga terkait.
Sementara itu, saat ini rata-rata pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada bulan Oktober 2016 turun 13,79% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Stok beras di PIBC per tanggal 13 Oktober 2016 sebesar 35.719 ton,masih di atas stok normal (30.000 ton) dan diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan DKI Jakarta selama 15 hari ke depan.
“Perlu antisipasi stok CBP (Cadangan Beras Pemerintah) untuk Oktober-Februari 2017 karena harga cenderung naik. Selain itu juga harus ada stok untuk antisipasi bencana,” kata Darmin.
Oleh sebab itu, Darmin menyetujui penggunaan dana CBP dengan sistem revolving. Khusus pengadaan CBP untuk wilayah DKI Jakarta, dirinya meminta Pemda DKI Jakarta bekerja sama dalam hal ini dengan Badan Urusan Logistik (Bulog).