OJK Dorong Industri Daerah Masuk Bursa Efek Indonesia

Selasa, 18 Oktober 2016 | 18:59 WIB
OJK Dorong Industri Daerah Masuk Bursa Efek Indonesia
Kantor Pusat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (12/3/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Otoritas Jasa Keuangan terus mendorong pelaku industri khususnya di daerah memanfaatkan Pasar Modal sebagai sumber pendanaan dalam pengembangan usahanya.

“Kesempatan memperoleh pendanaan dari Pasar Modal belum dimanfaatkan secara optimal. Secara demografi, pemanfaatan pasar modal sebagai sumber pendanaan masih didominasi oleh perusahaan yang berdomisili di DKI Jakarta dan sekitarnya,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida dalam sambutan pembukaan sosialisasi “Pasar Modal Sebagai Sumber Pendanaan Bagi Pengembangan Industri Di Daerah”, di Medan, Sumatera Utara, Selasa (18/10/2016).

Kegiatan sosialiasi ini dimaksudkan untuk lebih menyebarkan informasi terkait Pasar Modal kepada pelaku usaha di daerah sehingga pemanfaatan Pasar Modal di daerah sebagai sumber pendanaan dapat ditingkatkan, khususnya mendorong pengembangan usaha di Provinsi Sumatera Utara.

Semakin banyak perusahaan di daerah yang melakukan initial public offering (IPO) tentunya akan meningkatkan perekonomian daerah dan mendorong munculnya sentra-sentra ekonomi yang lebih menyebar, tidak hanya terkonsentrasi di daerah tertentu.

Menurut Nurhaida, pendanaan melalui pasar modal memiliki nilai tambah tersendiri bagi dunia usaha pada khususnya maupun masyarakat secara umum. Pasar modal mempertemukan langsung kelebihan dana pada masyarakat dengan kebutuhan dana oleh perusahaan, sehingga diharapkan biaya modal (cost of fund) pendanaan dari pasar modal akan lebih rendah.

“Dengan masuknya perusahaan ke pasar modal dapat meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan, meningkatkan image atau reputasi perusahaan, bahkan dapat memperoleh insentif pajak,” katanya.

Kondisi pasar modal Indonesia sampai dengan saat ini menunjukkan tren yang positif. Pada tahun 2016 Pasar modal Indonesia berhasil mencatatkan rekor tertinggi untuk kapitalisasi pasar BEI maupun frekuensi transaksi tertinggi sepanjang masa. Kapitalisasi pasar BEI per tanggal 30 September 2016 adalah sebesar Rp5.799 triliun.

Saat ini perusahaan yang telah memanfaatkan pasar modal untuk mendapatkan pendanaan berjumlah 626 perusahaan. Pada tahun 2016, terdapat 12 Emiten baru yang menerbitkan saham melalui IPO dengan total dana hasil penawaran umum sebesar Rp10,7 triliun.

Selain penerbitan saham melalui IPO, selama tahun 2016 juga terdapat penerbitan right issue, obligasi maupun sukuk dengan total dana yang diperoleh melalui pasar modal selama tahun 2016 sebesar Rp79,14 triliun.

Dengan demikian, sepanjang 2016, pelaku usaha di Indonesia telah memperoleh dana sekitar Rp 90 trilliun dari pasar modal melalui penawaran umum. Dana yang sangat besar yang mungkin tidak bisa hanya dipenuhi oleh sektor perbankan atau perusahaan pembiayaan saja.

“Oleh karena itu pemanfaatan penggalangan dana melalui penawaran umum di pasar modal merupakan bentuk pembiayaan lain yang patut dipertimbangkan,” kata Nurhaida.

Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum tersebut biasanya dimanfaatkan untuk pengembangan usaha, baik pembangunan pabrik baru maupun untuk penambahan modal kerja perusahaan.

Melalui pengembangan usaha tersebut, Emiten dapat meningkatkan kinerja keuangannya, yang kemudian dapat meningkatkan operasional dan keuntungan serta memperluas lapangan usaha dan pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Untuk provinsi Sumatera Utara, saat ini baru terdapat 6 perusahaan yang telah memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan, baik dari penerbitan saham maupun obligasi, yaitu: PT Toba Pulp Lestari Tbk, PT Bank Sumut, PT Bank Mestika Dharma Tbk, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk dan PT Atmindo Tbk.

Selain melakukan sosialisasi sejenis di berbagai daerah, OJK juga secara konsisten terus melakukan pendalaman pasar dan penguatan infrastruktur Pasar Modal, dengan cara lebih menyederhanakan lagi proses IPO, pengembangan infrastruktur bagi UMKM untuk go public, dan peluncuran sistem registrasi IPO secara elektronik (e-registration), serta meningkatkan jumlah investor lokal. 

Dalam kegiatan ini disampaikan kisah sukses IPO dari dua emiten yaitu Atmindo Tbk, dan PT Astra Agro Lestari Tbk. Di samping itu, 6 (enam) perusahaan sekuritas serta Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) juga berpartisipasi untuk memberikan konsultasi terkait manfaat dan proses penghimpunan dana melalui Pasar Modal kepada para peserta sosialisasi.

Dalam kegiatan ini, OJK mengundang lebih dari 300 (tiga ratus) Perusahaan, perwakilan Profesi Penunjang Pasar Modal, serta perwakilan akademisi yang berdomisili di Provinsi Sumatera Utara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI