Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kunjungan kerjanya ke Jepang untuk menindak lanjuti minat ekspansi beberapa perusahaan asal Negeri Sakura di Indonesia dan upaya pengembangan industri kedua negara. “Jadi, kami melihat satu per satu persoalan yang mereka hadapi saat ini sekaligus menanyakan komitmennya tentang rencana investasi di Tanah Air,” tuturnya di Jakarta, Senin sore (17/10/2016).
Airlangga menyebutkan, misalnya Toyota Motor Corp, perusahaan otomotif ini akan menambah modalnya di Indonesia sebesar Rp20 triliun hingga tahun 2019. “Komitmen mereka ini telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke Jepang, beberapa waktu lalu. Saat ini, investasi yang sudah terealisasi mencapai Rp10 triliun,” tuturnya.
Airlangga juga mendorong Toyota Motor Corp untuk terus meningkatkan pemberdayaan pemasok lokal pada industri komponen. Apalagi, rencananya pendirian perusahaan Toyota Motor Corp dan Daihatsu Motor Corp dimulai awal Januari 2017 untuk mengembangkan dan memasarkan mobil kompak di Indonesia.
“Di sektor lain, kami juga mendorong pengembangan industri kimia. Hal ini dibahas pada pertemuan kami dengan direksi Sojitz Corporation,” ujar Airlangga. Menurutnya, Sojitz akan mengembangkan pabrik methanolkedua di Indonesia jika pasokan gas alam dapat dijamin dengan harga yang kompetitif, terutama di Teluk Bintuni, Papua Barat.
“Mereka juga akan membuat roadmap (peta jalan) untuk membangun pabrik methanol berkapasitas 1 juta ton serta melakukan kajian untuk mendirikan pabrik methanol menjadi olefin di Bintuni. Jadi, kami akan minta hasil studinya,” lanjut Airlangga.
Dapat disampaikan, Sojitz Corporation bersama PT Pertamina (Persero) dan PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara telah menandatangani MoU untuk pengembangan pembangkit listrik berbahan bakar gas di Sumatera Utara dengan kapasitas 1x250 MW. Investasi proyek ini mencapai 250 juta Dolar Amerika Serikat (AS).
Masuk TPP
Selanjutnya, Menperin menyampaikan hasil pembicaraan dengan Vice Minister of Economy, Trade and Industry (METI) Jepang Takumi Ihara, diantaranya adalah tentang rencana Indonesia masuk ke dalam Trans Pacific Partnership (TPP). “Mereka punya kepentingan tentang rencana itu, karena sebagian besar industri yang kami dorong untuk berorientasi ekspor berasal dari Jepang,” tuturnya.
Adapun tiga poin lain yang dibahas pada pertemuan dengan Wakil METI, yakni rencana Japan External Trade Organization (JETRO) menyusun peta jalan jangka panjang dalam pengembangan industri dies (cetakan untuk alumunium) di Indonesia. Peta jalan ini bertujuan untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu rantai pasok global.
“Selain itu, disampaikan mengenai penerapan pajak di Indonesia yang diupayakan dapat mendorong industri Jepang mau berinvestasi. Dan, yang terakhir terkait penyesuaian tarif bea masuk produk otomotif Jepang khususnya untuk bahan baku,” tutur Airlangga.
Terkait ketiga hal tersebut, Menperin menanggapi, pihaknya mendukung roadmap yang akan dibuat oleh JETRO dan akan terlibat aktif dalam proses penyusunannya. “Mengenai soal pajak, kami sampaikan bahwa Pemerintah Indonesia sedang melaksanakan tax reform. Sedangkan, terkait dengan tarif, kami sampaikan bahwa untuk sektor otomotif akan dilakukan pembahasan secara khusus,” ujarnya.
Sementara itu, Menperin juga memaparkan hasil pertemuan dengan Ketua Liga Parlemen Indonesia- Jepang Toshihiro Nikai dari Liberal Democratic Party (LDP), bahwa LDP akan membuat tim untuk membantu Indonesia dalam mempersiapkan diri bergabung ke TPP. “Tim ini akan membantu Indonesia dalam menyusun roadmap untuk persiapan tersebut,” kata Airlangga.
Selain itu, LDP akan juga mendorong program pelatihan vokasi di Indonesia. “Saat ini, Jepang sudah memulai beberapa prototipe SMK khusus Industri. Kami dapat mengirimkan tim untuk belajar mengenai hal tersebut dan dikembangkan di Indonesia serta bila diperlukan akan dibuat skema ODA (Official Development Assistance),” paparnya.