Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta kepada perusahaan otomotif asal Jepang, Daihatsu Motor Co., Ltd. untuk memperbanyak peserta program Intra Company Transferee (ICT) dari Indonesia. Hal ini untuk mempercepat proses alih teknologi ke Indonesia agar menjadi negara yang terdepan dalam pembangunan industri kendaraan terutama di ASEAN.
Demikian disampaikan Menperin dalam pertemuan dengandireksi Daihatsu Motor Co., Ltd. yang dipimpin oleh Presiden Direktur Daihatsu Motor Co., Ltd. Masanori Mitsuiketika mengunjungi Daihatsu Technology Center di Shiga, Jepang. Pada kesempatan tersebut, Menperin didampingi Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) I Gusti Putu Suryawirawan serta Presiden Direktur Astra Daihatsu Motor Indonesia Sudirman MR.
“Kami memberikan apresiasi Daihatsu Motor Co., Ltd. atas program pelatihan ini karena akan meningkatkanketerampilan, pengetahuan dan kemampuan karyawankita yang andal di bidang teknologi otomotif terkini,” tegas Airlangga di Jepang, Jumat (14/10/2016). Di samping itu, program ICT diharapkan juga dapat mendorong percepatan transformasi pendidikan vokasi di Tanah Air. “Hal itu bisa dilaksanakan melalui kolaborasi dengansekolah menengah kejuruan dan politeknik di Indonesia,” lanjutnya.
Poin lain yang disampaikan Menperin, yakni Daihatsu diminta untuk terus mengembangkan fasilitaspenelitian dan pengembangan (research and development/R&D) Daihatsu di Indonesia seperti yang ada di Jepang. “Kegiatan R&D Daihatsu di Indonesia selama ini dimanfaatkan untukkepentingan dalam negeri maupun ASEAN,” jelasnya.
Sementara itu, Mitsui mengatakan, peta jalan R&D Center Daihatsu adalah mampu mendorongpengembangan upper body oleh mitra lokal di Indonesia pada tahun 2020. “Daihatsu ingin menjadi manufaktur pertama di Indonesia yang mengembangkan model mobil hasil karya dari R&D di Indonesia,” ujarnya.
Sedangkan untuk program ICT, menurutnya, kegiatan ini diikuti oleh Karyawan Daihatsu Indonesia dengan tujuan untuk memperkuat kapasitas SDM dan transfer teknologi. “Karyawan yang mengikuti program inidiberi tanggung jawab untuk melaksanakan sebuah projek mobil baru,” tutur Mitsui.
Pada kesempatan yang sama, Sudirman menyampaikan, R&D Astra Daihatsu Motor (ADM) yang dibangun senilai Rp798 juta di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang, Jawa Barat dengan luas lahan 25 hektar telah menyerap tenaga kerja mencapai 184 orang.
“Selama tahun 2012-2019, kami akan memfokuskan peningkatan kemampuan R&D dan akan menjadi basis R&D untuk produk Daihatsu Group pada 2020,” ungkapnya. Hasil yang telah dicapai oleh R&D ADM, yakni konsep untuk model Ayla dan Agya serta bagian desain baru untuk New great Xenia, Terios adventure, Sigra, dan Calya.
Selain itu, Sudirman menambahkan, R&D ADM berhasil meraih penghargaan Apresiasi Product Development Indonesia (APDI) 2016 dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di bidang Industri Otomotif pada penyelengaraan Gaikindo International Indonesia Auto Show (GIIAS) 2016.
Model terbaru
Di sisi lain, Menperin mendorong Daihatsu agar terus menciptakan model terbaru seperti mobil yangmenggunakan energi efisien, mengingat Daihatsu terbukti unggul dalam penerapan teknologi tersebut. “Semoga dalam produksinya dapat lebih banyak melibatkan tenaga-tenaga engineer lokal agar produk Daihatsu terus mengakar di Indonesia,” harap Airlangga.
Rencananya Toyota Motor Corp dan Daihatsu Motor Corp akan mendirikan perusahaan patungan baru pada awal Januari 2017 untuk mengembangkan dan memasarkan mobil kompak di Indonesia. Mobil kompak atau compact car merupakan mobil berukuran kecil dengan kapasitas penumpang maksimal lima orang dan memiliki mesin berukuran 1.000-1.500cc.Produk ini akan dipasarkan di negara berkembang sebagai upaya memperluas penguasaan pasar di Asia.
Sementara itu, proyek gabungan Toyota-Daihatsu telah dimulai dengan investasi sebesar Rp 2,4 Triliun untuk memproduksi kendaraan Daihatsu Sigra and Toyota Calya. Model kendaraan ini diperkenalkan pada tanggal 2 Agustus 2016 di PT Astra Daihatsu Motor Karawang Plant, Karawang, Jawa Barat.
Pabrik yang memproduksi kedua model kendaraan tersebut memiliki kapasitas 200 ribu unit per tahun. Pengembangan produknya telah melibatkan sekitar 178 pemasok komponen lokal pada tier-1 dan sebanyak 890 pemasok komponen lokal untuk tier-2. Sehingga nilai tingkat komponen dalam negeri (TKDN) saat ini mencapai 94 persen dan menyerap tenaga kerja 600 ribu orang.
Menperin pun menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan industri bahan baku otomotif khususnya di sektor baja. “Pabrik baja di Indonesia saat ini telah mampu memproduksikebutuhan bahan baku industri otomotif,” ungkapnya.