Siantar Top Baru Serap Hasil Obligasi Rp133 Miliar

Adhitya Himawan Suara.Com
Selasa, 18 Oktober 2016 | 10:48 WIB
Siantar Top Baru Serap Hasil Obligasi Rp133 Miliar
Produk PT Siantar Top Tbk. [siantartop.co.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Ekspansi PT Siantar Top Tbk (STTP) masih terbilang minim. Terlihat dari sisa penggunaan hasil penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I tahap II tahun 2016 periode September 2016 yang belum terpakai hingga setengahnya.

STTP melakukan penawaran umum berkelanjutan tahap I dan II pada 12 April 2016 lalu. Produsen kerupuk dan sejenisnya ini berhasil menghimpun dana sebesar Rp500 miliar yang baru terpakai Rp153,9 miliar. Dana itu dipergunakan untuk pinjaman ke anak usaha PT Siantar Megah Jaya (SMJ) sebesar Rp133 miliar dan pengembangan usaha sebesar Rp20,9 miliar. Hingga dana PUB masih menyisa sebesar Rp344,4 miliar.

Sebelumnya manajemen STTP mengatakan, sekitar 90 persen atau Rp450 miliar dana penawaran obligasi berkelanjutan I tahap II digunakan untuk investasi tanah dan bangunan di Jawa Timur, akuisisi, dan pinjaman ke anak perusahaan PT Siantar Megah Jaya.

Adapun 10 persen atau Rp 50 miliar untuk modal kerja dan pengembangan usaha STTP di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Utara. STTP juga berencana membeli mesin baru dari Eropa dan China yang dananya berasal dari hasil penerbitan obligasi senilai Rp 225,68 miliar. Dengan penambahan mesin baru, perusahaan yang berbasis di Sidoarjo, Jawa Timur tersebut berharap bisa meningkatkan kinerja

produksi. Saat ini utilisasi mesin pabrik masih di bawah 70 persen, dan diharapkan mesin baru tersebut bisa meningkatkan kapasitas produksi.

"Penerbitan obligasi STTP yang digunakan untuk berinvestasi akan berefek positif ke depannya bagi STTP. STTP memilih menerbitkan obligasi dengan suku bunga yang lebih rendah daripada utang dari perbankan dengan suku bunga yang lebih tinggi. Ke depannya laporan keuangan STTP akan menjadi lebih baik lagi dengan adanya ekspansi ini," kata Analys Recapital Securities, Adi Kiswoyo Joe, dalam keterangan tertulis, Senin (17/10/2016). 

TOTO akan Stock Split untuk Ketiga Kalinya

PT Surya Toto Indonesia Tbk (TOTO) kembali memecah nilai nominal sahamnya alias stock split. Perseroan akan melakukan stock split saham dengan rasio 1:10. Management TOTO mengatakan, stock split dilakukan untuk menjangkau investor ritel. Dengan pemecahan saham ini, nilai nominal saham perseroan yang awalnya sebesar Rp 50 per saham akan turun menjadi Rp 5 per saham.

Ini sudah ketiga kalinya melakukan stock split. Pada tahun 2013, TOTO juga pernah melakukan stock split 1:10 sehingga, harga nominal saham turun dari Rp 1.000 menjadi Rp 100 per saham. Lalu, di tahun 2014, perseroan juga stock split dengan rasio 1:2 sehingga nominal sahamnya menjadi Rp 50 per saham. TOTO juga berharap aksi korporasi ini bisa meningkatkan likuiditas perseroan.

Manajemen menilai, saat ini kisaran harga saham perseroan sebesar Rp 5.000 - Rp 7.600 per saham dianggap masih terlalu tinggi, sehingga investor menengah ke bawah sulit untuk ikut berpartisipasi dalam perdagangan efek tersebut. Dengan mengacu harga saham pada perdagangan saat ini sebesar Rp 6.150 per saham, maka harga saham TOTO akan berada di kisaran Rp 615 per saham.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI