Suara.com - Inflasi tahunan zona euro pada September naik menjadi 0,4 persen, dari 0,2 persen pada Agustus. Di 28 negara anggota blok Uni Eropa (EU), inflasi tahunan juga tercatat 0,4 persen pada September. Jumlah ini mengalami kenaikan dari dari 0,3 persen di bulan sebelumnya, kata Badan Statistik Uni Eropa, Eurostat.
Setahun sebelumnya, tingkat inflasi minus 0,1 persen di kedua zona tersebut. Menurut Eurostat, tingkat tahunan tercatat negatif di Bulgaria, minus 1,1 persen, diikuti oleh Kroasia dengan minus 0,7 persen dan Slowakia dengan minus 0,5 persen.
Tingkat inflasi tahunan tertinggi terjadi di Belgia dengan 1,8 persen, diikuti oleh Estonia dan Austria.
Dibandingkan dengan Agustus, inflasi tahunan menurun di sembilan negara Uni Eropa. Namun tetap stabil di dua negara dan naik di 16 negara.
Dampak kenaikan terbesar terhadap inflasi tahunan kawasan euro berasal dari restoran dan kafe serta sewa dan tembakau, sedangkan bahan bakar untuk transportasi, gas dan minyak pemanas memiliki dampak penurunan terbesar.
Menyadari bahwa berlanjutnya pengurangan deflasi dalam harga energi adalah pendorong utama inflasi zona euro lebih tinggi pada bulan lalu. Para ekonom memprediksikan bahwa kenaikan kemungkinan akan berlanjut.
Claus Vistesen, Kepala Ekonom Eurozone di Pantheon Macroeconomics mengatakan bahwa deflasi telah diatasi dalam ekonomi zona euro.
"Dalam waktu dekat, inflasi akan tetap di bawah target Bank Sentral Eropa (ECB). Namun imbas hasil obligasi merayap lebih tinggi. Kami perkirakan bahwa deflasi adalah cerita siklus kemarin dalam ekonomi zona euro," katanya. [Xinhua]