PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta (DJTY) turut memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut dengan membuktikan pelayanan terbaiknya kepada pelanggan di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dari komitmen PLN DJTY untuk bersinergi dengan Pemda dan masyarakat setempat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah, diantaranya adalah dengan melakukan Penandatanganan Perjanjian Penyalaan Pelanggan Tegangan Tinggi dan Pelanggan Layanan Premium dengan empat perusahaan besar di Jawa Tengah; meningkatkan status organisasi PLN Rayon Demak menjadi PLN Area Demak; serta mewujudkan Semarang Smart City dengan memberikan informasi layanan secara real-time berupa peta sebaran daerah listrik yang mengalami padam.
Keseluruhan kegiatan tersebut terangkum dalam sarasehan berupa dialog bisnis dengan tema ‘Menggayung Sinergi Untuk Meningkatkan Pertumbuhan di Jawa Tengah’, Senin (17/10/2016).
Dialog ini menghadirkan pembicara Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Jawa Tengah Sujarwanto Dwiatmoko, Ketua Umum Kadin Jawa Tengah Kukrit Suryo Wicaksono, Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Nasri Sebayang serta Politikus Faisal Basri. Dialog ini membahas pertumbuhan perekonomian di Jawa Tengah termasuk peran PLN dalam penyediaan listrik sebagai kunci untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan peningkatan elektrifikasi.
“Sebesar 8.000 MW dari Program 35.000 MW ini dibangun di Jawa Tengah, dimana sekarang masuk tahap konstruksi. Akan dibangun pula jaringan transmisi 500 kV sistem utara Jawa mulai dari Tanjung Jati B di Jepara sampai Bekasi dengan panjang lebih dari 600 km, demi memenuhi kebutuhan kelistrikan Jawa-Bali, khususnya di Jawa Tengah,” tutur Nasri.
Saat ini rasio elektrifikasi wilayah Jawa Tengah dan DIY mencapai 91,96 persen dengan rincian rasio elektrifikasi DIY 87,51 persen dan Jawa Tengah yang telah mencapai 92,5 persen. PLN DJTY terus berupaya agar rasio elektrifikasi bisa mencapai 100 persen pada 2019. PLN berharap Program 35.000 MW yang saat ini dicanangkan pemerintah dapat didukung oleh seluruh pihak. Ketersediaan listrik ini diharapkan dapat memacu produktifitas industri dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
“Mengingat besarnya kapasitas yang dibangun di Jawa Tengah, maka kami mohon pada Gubernur dan Wakil Gubernur untuk tetap dapat membina kami untuk kelancaran pembangunan guna peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat,” lanjut Nasri dalam paparannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, PLN DJTY melakukan salah satu upaya berupa Penandatanganan Amandemen Perjanjian Penyalaan Pelanggan Tegangan Tinggi dan Pelanggan dengan Layanan Premium. Perjanjian ini dilakukan antara PLN dengan empat pelanggan potensial, yaitu PT Asia Pasific Fibers di Kendal - Layanan Premium Bronze (76 MVA), PT Sinar Tambang Arthalestari di Ajibarang - Layanan Premium Gold (50 MVA), PT Rayon Utama Makmur di Sukoharjo - Layanan Premium Platinum (30 MVA) dan PT Semen Indonesia di Rembang (45 MVA) dengan penyalaan secara bertahap. Dengan ditandatangani perjanjian amandemen kepada keempat perusahaan besar di Jawa Tengah tersebut, diharapkan dapat memacu dan mendorong pertumbuhan dan perekonomian secara menyeluruh di Jawa Tengah.
Pada kesempatan yang sama juga dilakukan launching unit pelaksana baru dari PLN DJTY, yaitu PLN Area Demak. Selama ini, PLN Demak merupakan sub unit pelaksana atau rayon yang berada di bawah PLN Area Semarang. Dari 2011 hingga 2015, Rayon Demak mengalami pertumbuhan pelanggan mencapai 49,88 persen dengan penjualan mencapai 43,25 persen.
“Terhitung mulai hari ini, secara operasional, PLN Rayon Demak ditingkatkan status organisasinya menjadi PLN Area Demak yang meliputi empat rayon, yaitu Rayon Demak Kota, Rayon Purwodadi, Rayon Tegowanu dan Rayon Wirosari,” ujar General Manager PLN DJTY Dwi Kusnanto.
PLN Area Demak ini akan berlokasi di Maharani Swalayan, Jl. Raya Dempet-Demak-Purwodadi, Kabupaten Demak, Jawa Tengah dan akan melayani sekitar 600.000 pelanggan yang tersebar di wilayah Kabupaten Grobogan dan Demak.
Disamping itu, PLN DJTY juga meluncurkan website informasi layanan secara real-time berupa peta sebaran daerah listrik yang mengalami padam. Hal ini merupakan sinergi PLN dengan Pemerintah Kota Semarang dalam mewujudkan Semarang Smart City. Adapun penyebab listrik padam dibagi dalam tiga kategori, yakni padam karena ada kegiatan pemeliharaan yang terencana, padam akibat gangguan dan padam karena bencana. Website ini merupakan hasil kerjasama PLN DJTY dengan Pusat Informasi Publik (PIP) Pemerintah Kota Semarang. Saat ini, informasi peta padam baru disediakan untuk kota Semarang dan sekitarnya. Bagi masyarakat kota Semarang yang ingin memantau peta sebaran daerah padam tersebut dapat mengakses di https://semarangkota.go.id (terdapat link logo PLN) atau langsung ke https://petapadam.plnjateng.co.id/. Dengan adanya pusat informasi ini, pelanggan PLN dapat mengetahui adanya rencana akan dilakukan pemadaman di suatu daerah tertentu dan info secara real-time termasuk informasi penyebab padam dan estimasi waktu menyala kembali.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah Heru Sudjatmoko memaparkan kondisi perekonomian di Jawa Tengah, dimana pertumbuhan ekonominya dapat mencapai 5,75% year on year.
“Diharapkan pertumbuhan investasi di Jawa Tengah diikuti oleh PLN. Sudah pasti PLN bisa memenuhinya jika Jawa Tengah memerlukan kapasitas yang besar. Kalau PLN kesulitan lahan, kita carikan!,” ujar Heru.
Pengembangan kewirausahaan diyakini Heru harus menciptakan daya saing yang tinggi dengan negara lain. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) didorong untuk menghasilkan dua alternatif produk, yakni berkualitas dan murah untuk pasokan produk dalam negeri serta berkualitas ekspor yang dapat menghasilkan ekspansi produk.
Hal ini sejalan dengan pemaparan dari Ketua Umum Kadin Jawa Tengah Kukrit Suryo Wicaksono bahwa UMKM harus berkualitas global.
“Jawa Tengah adalah pusat dari begitu banyak industri, seperti tekstil, rokok dan percetakan. Jawa Tengah punya UKM (Usaha Kecil Menengah) terbanyak di Indonesia, begitu kreatif dan inovatim. Agar UKM-UKM berkualitas global, kunci utamanya adalah sinergi antara Pemda, PLN dan dunia usaha,” ucap Kukrit.
“Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan sedikit lebih baik, pada 2015 sebesar 4,8% dan tahun ini mencapai 5%. Diprediksi untuk 2017 akan tumbuh mencapai 5,2%,”ungkap Faisal Basri dalam paparannya mengenai Outlook Perekonomian Indonesia.
Dalam hal ini, ekonomi Indonesia terus tumbuh walaupun sedikit demi sedikit. Diperkirakan pula Indonesia memiliki peluang sebesar 8% menjadi negara maju dalam 10 tahun kedepan. Untuk itu, Faisal meyakini bahwa peluang tersebut dapat bertambah jika pemerintah Indonesia menggalakkan industrialisasi dengan meningkatkan teknologi manufaktur dan memperbanyak insentif untuk industri dalam negeri.
PLN sebagai perusahaan yang mendukung kegiatan ekonomi dalam rangka menyejahterakan masyarakat akan selalu siap untuk membuat pertumbuhan Indonesia meningkat dengan menangkap segala potensi Indonesia miliki, terlebih dalam bidang industri dan bisnis.