Hari Senin dua minggu lalu (3/10/2016), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk kembali meraih penghargaan bergengsi. Penghargaan kali ini datang dari Indonesia Stock Exchange atau Bursa Efek Indonesia. Diwakili oleh Wakil Direktur Utama Sunarso dan Direktur Keuangan Haru Koesmahargyo, BRI menerima penghargaan ‘The IDX Top Ten Blue 2016’ yang diserahkan secara langsung oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio.
‘The IDX Top Ten Blue 2016’ merupakan penghargaan dari BEI yang diberikan kepada 10 perusahaan listing atau emiten yang sahamnya paling diminati oleh investor, dengan parameter di antaranya yakni transaksi yang sangat aktif serta pertumbuhan harga saham yang signifikan. Selain itu, fundamental perusahaan yang sehat juga menjadi salah satu tolok ukur yang menentukan, apakah emiten layak atau tidak untuk menerima penghargaan tersebut.
Adapun terkait dengan penyelenggaraan ‘The IDX Top Ten Blue 2016’ yang berlangsung di Gedung Indonesia Stock Exchange tower, Bank BRI menjadi satu-satunya BUMN perbankan dan satu-satunya emiten di sektor keuangan yang menerima penghargaan. “Dari berbagai parameter, Bank BRI memang layak masuk dalam ‘The IDX Top Ten Blue 2016’,” tutur Corporate Secretary Bank BRI Hari Siaga Amijarso dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/10/2016).
Dari sisi volume transaksi, rata-rata harian volume transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk emiten berkode BBRI tercatat sebesar 28 juta lembar saham per hari di sepanjang tahun 2016 ini. Sedangkan harga saham BRI tercatat tumbuh sebesar 41,0 persen year on year hingga akhir periode September 2016. Sementara itu, untuk Price to Book Value (PBV) saham BBRI berada di kisaran level 2,5 dan Price Earning Ratio (PER) BBRI berada di kisaran level 11,2. Sebagai informasi, PBV dan PER merupakan parameter yang digunakan oleh investor untuk menentukan harga saham suatu perseroan, berdasarkan kinerja perusahaan secara umum.
Hari Siaga mengungkapkan, pencapaian tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi dari investor terhadap kinerja perseroan. Untuk itu selain meningkatkan performa bisnisnya, perseroan juga terus berupaya meningkatkan transparansi informasi kepada investor serta share dividen yang terus bertambah secara nominal setiap tahunnya. Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2005 rata-rata tahunan pertumbuhan (CAGR) BBRI untuk laba bersih dan share dividen berada di level double digit, yakni sebesar 21,6 persen untuk laba bersih dan sebesar 17,1 persen untuk share dividen kepada pemegang saham.
Terkait dengan kinerja BBRI secara umum, berdasarkan laporan kinerja keuangan triwulan II tahun 2016, BRI membukukan perolehan laba setelah taksiran pajak (bank only) sebesar Rp12,047 triliun dengan earning per share (EPS) sebesar Rp976,7. Sedangkan untuk Return on Asset (RoA) berada di level 3,7 persen dan Return on Equity (RoE) di posisi 25,2 persen. Terkait likuiditas dan permodalan, tercatat sebesar 90,0 persen untuk rasio kredit terhadap DPK/ LDR dan 22,1 persen untuk rasio kecukupan modal/CAR.
Sementara itu, dari sisi lending, total penyaluran kredit sepanjang triwulan II tahun 2016 yang dilakukan oleh perseroan mencapai Rp590,7 triliun atau meningkat 17,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan rasio kredit bermasalah/NPL terjaga di level 2,3 persen untuk NPL gross dan 0,6 persen untuk NPL net. Untuk funding, total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perseroan mencapai Rp656,1 triliun atau meningkat sebanyak 14,5 persen yoy, dengan struktur DPK masih didominasi oleh Current Account Saving Account (CASA) yang komposisinya terus tumbuh jika dibandingkan periode sebelumnya, yakni dari 54,1 persen di Triwulan II tahun 2015 menjadi 56,9 persen di Triwulan II tahun 2016.