Perusahaan pengembang properti Paramount Land menawarkan investasi untuk wajib pajak (WP) yang mengikuti program amnesti pajak.
"Di sini kami meluncurkan Super Produk Investasi (Super PI), produk ini kami siapkan secara matang untuk masyarakat Indonesia," kata Managing Director Paramount Land Andreas Nawawi di Semarang, Jumat (14/10/2016).
Dikatakan, mengingat kondisi Indonesia saat ini terkait keberhasilan amnesti pajak, pihaknya optimistis produk Super PI akan diminati oleh para investor.
"Apalagi berdasarkan informasi yang kami peroleh dana repatriasi dari luar negeri dan dana dari dalam negeri hingga saat ini mencapai Rp3.500 triliun. Dana itu tidak bisa didiamkan sehingga harus diinvestasikan," katanya.
Meski demikian, pihaknya menyadari masih banyak investor yang memilih untuk "wait and see" terkait kondisi ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, pada produk Super PI tersebut pihaknya akan menawarkan dalam bentuk kavling untuk selanjutnya dijadikan sebagai investasi dan dapat dijual kembali ke pihak pengembang.
"Jika kondisi ekonomi Indonesia belum membaik, kami menjanjikan keuntungan hingga 26 persen untuk penjualan setelah dua tahun, sedangkan jika dijual kembali setelah satu tahun keuntungannya sebesar 12 persen," katanya.
Sementara itu, Direktur Paramount Land Aryo Tri Ananto mengaku optimistis kavling untuk Super PI ini akan diminati konsumen mengingat pihaknya telah memilihkan lokasi yang terbaik di Paramount Village di kawasan Simongan, Semarang Barat.
"Tugas kami adalah memikirkan bahwa properti tersebut secara nilai ke depan akan mengalami kenaikan. Kondisi investasi di bidang properti ke depan akan sangat menggiurkan," katanya.
Dikatakan, kesempatan tersebut seharusnya menjadi peluang bagi investor untuk mendapatkan "revenue" dari uang yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan lebih dari investasi lain.
Khusus untuk kavling di Paramount Village Simongan Semarang, untuk Super PI ini pihaknya menyiapkan 64 kavling dengan luasan total 1 hektar.
Khusus untuk penjualan di Semarang, pihaknya menargetkan dapat tembus di angka Rp100 miliar. Diakuinya, Semarang merupakan kawasan kedua setelah Serpong yang memiliki pasar cukup potensial. (Antara)