Adaro Energy Jalin Kerjasama dengan Siam Cement Group

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 14 Oktober 2016 | 10:37 WIB
Adaro Energy Jalin Kerjasama dengan Siam Cement Group
Pertambangan batubara milik PT Adaro Energy Tbk. [adaro.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) meneken kesepakatan dengan perusahaan semen asal Thailand, Siam Cement Group (SCG) untuk memasok batubara. ADRO akan menyuplai batubara untuk pabrik semen dan packaging milik SCG di ASEAN.

Informasi tersebut tertuang dalam keterangan resmi Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, Jumat (14/10/2016).

Penandatanganan kesepahaman itu dilakukan Country Director SCG Indonesia Nantapong Chantrakul dan CEO ADRO Garibaldi Thohir. Nantapong mengatakan, kerjasama ini diharapkan dapat membantu mempromosikan po-tensi ekspor produk batubara Indonesia. Batubara ADRO digunakan untuk mendukung operasional pabrik semen dan packaging di akhir tahun ini hingga tahun depan. Batubara merupakan salah satu sumber energi pembangkit listrik yang akan digunakan untuk bahan bakar pokok produksi baja dan semen.

"Pada semester I-2016, ADRO memproduksi 25,86 juta ton batubara," kata Hans.

BSDE Terbitkan Obligasi Senior Baru

 PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) melalui anak usahanya Global Prime Capital Pte. Ltd menerbitkan obligasi senior baru berdenominasi dolar AS. BSDE mengumumakan rencana penerbitan obligasi senior berdenominasi dolar AS yang akan jatuh tempo pada 2023 melalui anak usaha perseroan Globa Prime Capital (GPC) yang didirikan berdasarkan hukum negara Singapura. Obligasi tersebut rencananya akan dijamin oleh perseroan dan beberapa anak perusahaannya yang akan ditawarkan di luar negeri dan di luar Amerika Serikat. Terkait penerbitan obligasi senior atau notes baru ini, pada 11 Oktober 2016 perseroan telah menandatangani purchase agreement dengan Citigroup Global Markets Singapore Pte. Ltd dan UBS AG, cabang Singapura selaku pembeli awal.

"Nilai masing-masing penawaran obligasi senior dan transaksi tender offer diperkirakan tidak akan melebihi 20 persen dari ekuitas perseroan sehingga bukan merupakan transaksi material," ujar Hans.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI