Data Ekonomi Cina Melemah, Pasar Saham AS dan Eropa Melemah

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 14 Oktober 2016 | 10:28 WIB
Data Ekonomi Cina Melemah, Pasar Saham AS dan Eropa Melemah
Bursa Saham Frankfurt, Jerman. [Antara/Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis (13/10/2016) ditutup turun sebesar 24 poin atau 0,45 persen ke level 5.340 setelah bergerak di antara 5.339-5.384. Sebanyak 104 saham naik, 184 saham turun, 86 saham tidak bergerak. Investor bertransaksi Rp 7.784 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) Rp 463 miliar.

Informasi tersebut tertuang dalam keterangan resmi Managing Partner PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, Jumat (14/10/2016).

Pasar Amerika ditutup negatif setelah data ekonomi Cina yang lemah dan minutes pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan September memicu aksi hindar risiko. Sektor keuangan mencatat kinerja terburuk seiring investor memangkas kepemilikan mereka menjelang laporan pendapatan dari Citigroup Inc.,JPMorgan Chase & Co. dan Wells Fargo pada hari Jumat (14/10/2016). 

"Dow Jones berakhir 0,24 perse lebih rendah di 18,100. S&P turun 0,31 persen menjadi 2,132, dan Nasdaq merosot 0,34 persen ke 4,803," kata Hans.

Pasar Eropa merosot tajam pada hari Kamis, terutama karena data China yang lemah yang menyebabkan penurunan di saham pertambangan, sementara inves-tor juga masih mencerna notula terbaru dari Federal Reserve. Sektor per-tambangan turun sekitar 3 persen pada hari Kamis, karena harga tembaga yang turun tajam di sesi Eropa.

"Indeks FTSE turun 0.66 persen ke level 6,977, CAC dan DAX melemah lebih jauh, berakhir turun 1.06 persen dan 1.04 persen," ujar Hans.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku akan memperbaiki berbagai aspek untuk menaikkan minat wajib pajak membawa pulang hartanya dari luar negeri ke da-lam negeri (repatriasi), melalui program pengampunan pajak atau tax amnesty. Pertama, pemerintah akan lebih gencar menawarkan proyek-proyek infrastuktur termasuk investasi di pasar modal kepada wajib pajak. Diharapkan, wajib pajak menjadi tertarik merepatriasi hartanya untuk investasi di dalam negeri. Kedua, pemerintah akan memperbaiki kesiapan berbagai proyek termasuk menyam-paikan tingkat pengembalian keuntungan (rate of return) bagi wajib pajak yang investasi di sektor tersebut. Seperti diketahui, pelaporan harta program tax am-nesty pada periode satu mencapai lebih dari Rp3.500 triliun. Hanya saja, jumlah harta yang direpatriasi hanya Rp137 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI