Suara.com - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengawasi peredaran elpiji bersubsidi ukuran 3 kilogram di daerah ini agar jangan sampai ke luar rayon atau luar kabupaten ini.
"Kalau sekarang ini kondisinya normal, cuma yang perlu dilakukan adalah mengawasi peredarannya supaya jangan sampai di bawah ke luar Bantul," kata Kepala Disperindagkop Bantul, Sulistyanto di Bantul, Minggu (9/10/2016).
Menurut dia, dalam penyaluran elpji bersubsidi 3 kilogram saat ini sudah menerapkan sistem rayonisasi disesuaikan dengan warna tutup tabung. Misalnya, untuk Bantul, tutupnya berwarna cokelat.
Meski demikian, ditambahkannya, diakui praktik peredaran elpji ke luar rayon masih sering terjadi. Terutama, saat ada informasi bahwa di rayon lain yang merupakan kabupaten tetangga ada kenaikan harga elpiji karena kekurangan barang.
Untuk itu, kata dia, dalam melakukan pengawasan peredaran elpiji ke luar rayon, pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait di kabupaten lain, atau misalnya menemukan elpiji yang bukan untuk Bantul segere berkoordinasi.
"Kalau yang masuk, lebih mudah. Kalau yang ke luar rayon, tidak mudah karena biasanya larinya ke warung bukan pangkalan elpiji. Informasi itu biasanya terjadi di wilayah-wilayah perbatasan," ujarnya.
Pada musim hujan ini, diakuinya terjadi kenaikan permintaan elpiji. Sulistyanto mengatakan bahwa masyarakatnya tidak mengalami kekurangan maupun kesulitan mendapat elpji karena jatah masih mencukupi.
"Musim hujan seperti ini kayu bakar sulit didapat sehingga penggunaan elpiji di tengah masyarakat meningkat. Namun, jatah elpiji 3 kilogram untuk Bantul yang sekitar 22.800 tabung per hari itu mencukupi," pungkasnya. (Antara)