Penyelenggaraan pameran memberikan peluang bagi produk potensial daerah berkembang sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk lokal di pasar nasional maupun global. Hal itu disampaikan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam pembukaan Pameran Pangan Nusa dan Pameran Produk Dalam Negeri (PPN-PPDN) di Lapangan Stadion Mandala Krida, Yogyakarta kemarin, Kamis (6/10/2016). Pameran berlangsung pada 6-9 Oktober 2016.
“Selain mengembangkan akses pemasaran dan promosi produk lokal yang unggul dan berkualitas, penyelenggaraan pameran juga meningkatkan jejaring pemasaran antar peserta sehingga mampu bersaing di pasar dalam negeri maupun pasar global,” kata Mendag Enggar dalam keterangan tertulis, Kamis (6/10/2016).
Menurut Mendag, sejak 2006 hingga 2016, pameran ini telah memberikan peluang kepada 3.610 pelaku usaha untuk menghadirkan ragam pangan dalam kemasan, kuliner nusantara, serta produk dalam negeri potensial dengan pencapaian total transaksi dagang Rp 21,68 miliar. Setiap kali acara diselenggarakan di satu kota, rata-rata jumlah pengunjung antara 70 ribu-290 ribu orang selama empat hari pelaksanaan pameran. "Pelaku usaha kecil menengah ini harus terus difasilitasi untuk terus eksis dan tumbuh," tegasnya.
Sementara itu, Mendag menunjukkan, pameran ini telah memberikan transaksi perdagangan antarwilayah yang luar biasa. Salah satu rangkaian kegiatan pameran adalah forum dagang. Forum ini mempertemukan para pedagang antarwilayah di Indonesia. "Sebelumnya di Jambi dan Bengkulu, forum dagang diikuti oleh 193 pelaku usaha dan berhasil membukukan transaksi sebesar Rp 544,6 miliar,” ungkap Mendag.
Forum dagang (business matching) produk dalam negeri bertujuan memfasilitasi pertemuan para pelaku usaha lintas provinsi. Mendag berharap, melalui forum dagang ini terjadi transaksi yang berkelanjutan dan mampu memperpendek mata rantai distribusi, khususnya untuk komoditas pangan pokok.
Forum dagang diselenggarakan di Hotel Cavinton Jogja pada 7 Oktober 2016. Rencananya, acara ini akan dihadiri oleh 100 pelaku usaha dari 11 provinsi peserta pamera, yaitul dari Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, serta DIY sendiri.
Sejumlah komoditas yang diperdagangkan dalam forum dagang di Yogyakarta, antara lain beras, produk hortikultura (sayur mayur, buah-buahan, cabai, bawang merah), aneka jahe (jahe merah, jahe gajah, jahe emprit), kopi, aneka rempah (kapulaga, kayumanis, pala, lada putih), jagung, sapi, gula pasir, kedelai, tepung tapioka, dan sebagainya.
Diikuti Berbagai Provinsi
Peserta pameran tidak hanya berasal dari pelaku usaha binaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan kabupaten/kota di wilayah DIY. Sejumlah pelaku usaha dri berbagi provinsi di Indonesia turut meramaikan pameran. Ada Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Selatan, dan Lampung. Beberapa provinsi/kabupaten/kota/instansi berpartisipasi secara mandiri, antara lain Kalimantan Selatan, Pariaman, Tegal, Kebumen, serta Pusdiklat Kemendag.
Total stan sebanyak 102. Jumlah itu terdiri atas 52 stan di PPDN serta 50 stan di PPN. Dari 50 stan di PPN, 13 stan di antaranya menampilkan kuliner.