4. Menyisihkan uang tunai setiap bulannya bisa menjadi alternatif
Terkadang bagi seseorang yang tidak memiliki penghasilan tetap, membayar iuran bulanan dari rekening mungkin terasa agak berat. Kita ambil contoh seorang pedagang yang penghasilannya setiap hari tidak menentu. Untuk itu, jika Anda adalah seorang pedagang, anda bisa menetapkan standar berapa uang yang harus disisihkan setiap harinya untuk membayar iuran bulanan haji tersebut.
Jumlahnya relatif, tergantung dari kemampuan Anda untuk menyisihkan. Misalkan Anda merasa hanya mampu untuk menyisihkan Rp10.000 maka sisihkan saja uang tersebut dan kumpulkan di celengan sehingga tidak mudah diambil. Baru setelah akhir bulan Anda pecahkan celengan tersebut dan setor untuk iuran haji bulanan. Lakukan terus secara rutin dan jangan tergoda untuk menggunakan uang yang Anda sisihkan tersebut.
5. Jika ada kelebihan uang, bisa disisihkan untuk iuran haji
Bagi Anda seorang karyawan yang memiliki prestasi yang bagus dalam pekerjaan yang digeluti, biasanya akan mendapatkan bonus berupa insentif atau uang sebagai simbol penghargaan atas kerja keras Anda.
Dengan insentif atau bonus tersebut anda bisa menyisihkan sebagian untuk iuran haji. Selain untuk mempercepat pelunasan iuran hal tersebut juga membuktikan komitmen atau keseriusan Anda untuk menunaikan ibadah haji dan bukan tidak mungkin dengan hal yang dilakukan tersebut malah akan mendatangkan bonus-bonus berikutnya dan keinginan Anda untuk menunaikan ibadah haji bisa terwujud dengan segera.
Sesuaikan dengan Kemampuan Anda
Menunaikan ibadah haji merupakan rukun islam yang wajib dipenuhi oleh orang yang mampu untuk menunaikannya. Setiap manusia tentunya diberikan kemampuan masing-masing dalam soal ekonomi. Jika anda merasa tidak mampu untuk menunaikan ibadah haji dengan membayar tunai masih ada beberapa jalan untuk mencapai keinginan Anda pergi ke tanah suci. Semuanya tergantung dari niat dan komitmen Anda untuk melakukan apa yang harus anda lakukan mulai dari sekarang. Semoga bermanfaat.
Baca juga artikel Cermati lainnya:
Strategi Memperbaiki Rapor Kredit yang Buruk di Bank Indonesia