Surat utang tahap II terbagi menjadi Seri A dengan jumlah pokok sebesar Rp284,4 miliar dengan tingkat bunga tetap 10,8 persen per tahun dan berjangka waktu tiga tahun. Lalu, Seri B merupakan obligasi sebesar Rp 208 miliar dengan tingkat bunga tetap 11,3 persen dan bertenor lima tahun. Perseroan akan menggunakan dana obligasi itu untuk pembayaran utang dan belanja modal. Sebesar 60 persen dana dari obligasi akan digunakan untuk melunasi obligasi berkelanjutan I Medco tahun 2013 senilai Rp 1,5 triliun.
Obligasi itu akan jatuh tempo pada Maret 2018 mendatang dengan kupon 8,85 persen. Sementara itu, sisa 40 persen dana obligasi akan digunakan untuk belanja modal. MEDC juga meneken perjanjian swap atas mata uang asing dengan DBS Bank Ltd, Singapura. Hal ini untuk lindung nilai atas risiko fluktuasi harga komoditas. Hedging ini berjangka waktu tiga tahun dan efektif sejak Juli 2016.
Di masa masih rendahnya harga minyak dunia, MEDC berhasil menekan biaya produksinya sehingga membuat laba bersih MEDC meningkat. MEDC juga melunasi utang bank dengan menerbitkan obligasi dimana biasanya suku bunga obligasi lebih rendah daripada suku bunga pinjaman dari perbankan. "Ke depannya MEDC akan bisa lebih meningkatkan laba bersihnya dengan turunnya biaya beban bunga/biaya beban keuangannya," tutup Kiswoyo.