Karena saat ini nilai tukar GBP baru merefleksikan hasil referendum saja, masih ada begitu banyak hal yang belum kita ketahui tentang apa yang akan terjadi dengan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa di masa mendatang dan begitu banyak risiko yang harus diperhitungkan oleh investor.
Peningkatan harga minyak masih harus diwaspadai
Pasar minyak terus menguat setelah berita mengejutkan bawah OPEC berhasil mencapai kesepakatan awal untuk memangkas level produksi dalam rapat informal pekan lalu. Harga WTI menguat sekitar $4 dan mencapai level $49 yang belum pernah terjadi sejak pertengahan Agustus ini. Walaupun menguatnya harga minyak membantu mendongkrak selera risiko dan mendukung aset berisiko termasuk mata uang pasar berkembang, saya berpendapat bahwa investor perlu berpikir ulang sebelum merefleksikan koreksi lebih lanjut pada harga minyak.
OPEC memang menjadwalkan pemangkasan produksi minyak sebesar 700.000 barel per hari, namun jangan lupa bahwa berita ini masih harus dikonfirmasikan secara resmi di bulan November dan pasar minyak masih menderita oversuplai serius saat ini. Kita juga perlu memperhatikan bahwa sejumlah anggota OPEC memproduksi minyak pada rekor level tertinggi dan diperlukan tingkat kepercayaan tersendiri dalam grup ini untuk dapat mendukung kuota produksi yang akan dipastikan di bulan November.
Anggota non-OPEC juga harus kooperatif dalam hal level produksinya untuk dapat mendukung koreksi harga komoditas ini di jangka yang lebih panjang.
Saya pribadi masih mempertahankan pendapat saya sejak April 2016 bahwa harga minyak mentah WTI harus berhasil ditutup di atas 51 Dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan mingguan sebelum kita dapat membahas apakah harga minyak dapat ditutup di atas 50 Dolar AS di akhir tahun ini. Sampai hal itu tercapai, level harga antara 48.50 Dolar AS - 50 Dolar AS tetap menjadi zona jual potensial yang dapat mengantarkan harga komoditas ini ke level sebelum terjadinya peningkatan.