Penjualan PT PP Properti di Kuartal III 2016 Rp1,5 Triliun

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 03 Oktober 2016 | 15:46 WIB
Penjualan PT PP Properti di Kuartal III 2016 Rp1,5 Triliun
PT Pembangunan Perumahan Tbk. [bumn.go.id]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT PP Properti Tbk (PPRO) meraup prapenjualan atau marketing sales sebanyak Rp1,5 triliun dalam sembilan bulan pertama 2016. Angka tersebut meningkat 25 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Penjelasan tersebut tertuang dalam keterangan tertulis Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, Senin (3/10/2016).

Direktur Keuangan PP Properti, mengatakan pencapaian prapenjualan tersebut setara hampir 60 persen terhadap target sepanjang tahun sebesar Rp2,6 triliun. Dia menerangkan, proyek baru yang akan diluncurkan tersebar di Semarang, Depok, Surabaya, dan Bekasi. Di Semarang, PP Properti berencana merilis proyek baru untuk kalangan mahasiswa di kawasan pendidikan tinggi Tembalang. PP Properti telah menekan nota kesepahaman dengan PT Adhisatya Group untuk membangun tiga menara apartemen dengan nilai investasi Rp500 miliar. "Indaryanto mengatakan, perseroan akan segera merampungkan bentuk ker-jasama dengan Adhisatya sebelum merilis proyek baru ke konsumen," kata Hans.

Disisi lain, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) mengatakan bahwa penyerapan belanja modal masih terbilang kecil pada semester pertama tahun ini. Manajemen perusahaan memprediksi hingga akhir tahun belanja modal hanya terserap Rp60 miliar-Rp70 miliar. Direktur MIKA, mengatakan Hingga semester I tahun ini penye-rapan capital expenditure (capex) Rp38 miliar dari yang dianggarkan sebesar Rp357 miliar. Dia memprediksi hingga akhir tahun juga penyerapan capex sebesar Rp 60 miliar-Rp 70 miliar. Dia menambahkan, Rp 20 miliar-Rp 30 mil-iar itu untuk pembelian lahan tanah dan proses konstruksi awal rumah sakit. Sisa pembelanjaanya akan masuk pada anggaran belanja modal tahun depan. "Untuk pembangunan satu rumah sakit biasanya akan memakan nilai investasi hingga Rp180 miliar termasuk dengan alat kesehatanya," tutup Hans.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI