Bekraf: Indonesia Butuh Pengembang Industri Digital

Adhitya Himawan Suara.Com
Sabtu, 01 Oktober 2016 | 20:59 WIB
Bekraf: Indonesia Butuh Pengembang Industri Digital
Ilustrasi go digital. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar program "Developer Day" guna mewujudkan pemerataan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang industri digital di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (1/10/2016).

Acara serupa sebelumnya telah digelar di Bandung (28/5), Yogyakarta (30/7) dan Surabaya (4/9) dan dihadiri ribuan peserta.

Wakil Kepala Bekraf Ricky Pesik dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (1/10/2016), mengatakan saat ini Indonesia membutuhkan para pengembang industri digital (developer) lokal yang berkualitas tinggi.

Pasalnya, selama ini sejumlah perusahaan besar di bidang teknologi di Tanah Air harus memakai jasa alih daya dari luar negeri.

"Karena itu kami memiliki sebuah program yang disebut Bekraf Developer Day untuk meningkatkan kompetensi dan memperbanyak 'developer' di Indonesia ini," katanya.

Khusus di Medan, Bekraf Developer Day menghadirkan sejumlah pakar dan pelaku industri untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi peserta serta membangun ekosistem yang berkualitas bagi para startup digital.

Kepada 535 peserta yang hadir, para pemateri memberikan dukungan, pengalaman, tips dan inspirasi dalam pengembangan industri digital, khususnya seputar "internet of things" (IoT) dan aplikasi Android.

Sejumlah hal yang dipelajari diantaranya tentang menentukan arah dan jenis aplikasi yang ingin dibuat serta memilih jenis platform yang sesuai untuk awal pengembangan aplikasi.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat memperbanyak developer lokal yang bisa bersaing secara global.

Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Sungkari menyebutkan developer game lokal hanya memiliki andil sebesar 1,2 persen dari pangsa pasar Indonesia yang mencapai Rp4,1 triliun pada 2015.

Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan strategi yang tepat agar bisa bersaing dengan aplikasi asing.

"Jadi memang kita harus cari game-game yang disukai oleh orang Indonesia. Yang sangat 'localize'. Jadi jangan coba bertarung untuk membuat Counter Strike (game tembak menembak) yang baru," tuturnya.

Sementara itu, Co-Founder Dicoding Indonesia Narendra Wicaksono menilai pemerintah perlu menerbitkan regulasi yang memihak developer lokal.

Salah satunya bagaimana mendapatkan jalur distribusi yang maksimal lantaran saat ini jalur distribusi tersebut masih dikuasai asing seperti Playstore.

"Di industri film ada regulasi. Kalau film Indonesia, itu harus berapa persen dari total layar. Iya kan? Harus ada film Indonesia, jangan semuanya film Hollywood. Di industri ini belum diatur," katanya.

Menurut Narendra, jika ada, regulasi tersebut dinilai sangat memberatkan seperti aplikasi yang mengharuskan memiliki 1 juta pengguna aktif untuk bisa dihitung sebagai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN).

Bekraf Developer Day diselenggarakan atas kerja sama Bekraf dan Dicoding dengan dukungan Komunitas ID-Android, Dirakit, Codepolitan dan perusahaan teknologi Indonesia. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI