Market Share Perbankan Syariah Naik Dibanding Tahun Lalu

Adhitya Himawan Suara.Com
Jum'at, 30 September 2016 | 04:00 WIB
Market Share Perbankan Syariah Naik Dibanding Tahun Lalu
Kantor cabang Bank Syariah Mandiri (BSM) di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (5/7/2016). [Suara.com/Adhitya Himawan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyelenggarakan Konferensi Keuangan Syariah Internasional di Jakarta, Kamis (29/9/2016) dengan tema “Revitalizing Islamic Finance In The New Normal Era” yang bertujuan untuk memetakan strategi pengembangan keuangan syariah ke depan.

Strategi pengembangan keuangan syariah yang tepat diharapkan dapat memitigasi risiko dan tantangan industri serta membantu pemenuhan kebutuhan keuangan syariah dalam mendorong ekspansi, pertumbuhan dan pengembangan keuangan syariah pada era new normal.

Konferensi dibuka oleh Wakil Ketua OJK Rahmat Waluyanto dan dihadiri oleh sekitar 400 orang peserta dari berbagai negara seperti Malaysia, Pakistan, Kazakhstan, Arab Saudi dan Inggris.

Rahmat dalam sambutannya mengatakan dalam era new normal di saat perekonomian melambat dan konsumen mengurangi belanjanya, industri keuangan syariah harus menyiapkan diri untuk beradaptasi secara tepat untuk tetap bertahan dan terus berkembang dengan baik.

"Dalam kondisi ini, OJK juga akan terus mengembangkan industri keuangan syariah, seperti meningkatkan kemampuan SDM keuangan syariah, mendorong produk keuangan syariah yang inovatif untuk memperdalam pasar, meningkatkan akses ke lembaga keuangan syariah, dan memperbesar konsumen keuangan syariah," kata Rahmat dalam keterangan tertulis, Kamis (29/9/2016).

Data OJK, di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, industri keuangan syariah Indonesia masih menunjukkan kinerja yang membaik seperti terlihat pada perbankan syariah.

Share industri perbankan syariah terhadap industri perbankan nasional menunjukkan kenaikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu meningkat dari 4,60 persen di Juli 2015 menjadi 4,81 persen di Juli 2016. "Share dimaksud diperkirakan akan mencapai sekitar 5,13 persen apabila turut memperhitungkan hasil konversi BPD Aceh menjadi Bank Umum Syariah," ujar Rahmat.

Sejalan dengan perkembangan share tersebut, terjadi kenaikan aset perbankan syariah (BUS dan UUS) sebesar 18,49 persen (YOY), yaitu dari Rp272,6 triliun (Juli 2015) menjadi Rp305,5 triliun (Juli 2016). Kenaikan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 12,54 persen (YOY), yaitu dari Rp216 triliun (Juli 2015) menjadi Rp243 triliun (Juli 2016) yang selanjutnya telah mendorong penyaluran pembiayaan tumbuh sebesar 7,47 persen (YOY), dari Rp204,8 triliun (Juli 2015) menjadi Rp220,1 triliun.

Dari sisi kualitas pembiayaan, NPF gross mengalami penurunan (YOY) dari 4,89 persen (Juli 2015) menjadi 4,81 persen (Juli 2016). Sementara profitabilitas yang tercermin dari rasio ROA meningkat dari 0,91 persen (Juli 2015) menjadi 1,06 persen (Juli 2016). Sedangkan rasio BOPO membaik dari 94,19 persen (Juli 2015) menjadi 92,78 persen (Juli 2016).

Selain itu, terjadi peningkatan kecukupan  permodalan perbankan syariah yang tercermin dari kenaikan rasio CAR, yaitu dari 14,47 persen (Juli 2015) menjadi 14,86 persen (Juli 2016). 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI