Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU) telah mengirimkan hidran umum (HU), mobil tangki air, WC Portable dan Instalasi Pengolahan Air Bergerak, ke lokasi pengungsian dan telah digunakan baik di Kabupaten Sumedang maupun Kabupaten Garut, Jawa Barat.
“Tugas kami sekarang ini untuk penanganan darurat adalah menyediakan shelter (tempat berlindung) dan air (bersih). Selain juga memperbaiki infrastruktur yang mengalami kerusakan,” tutur Menteri PUPR Hadimuljono dalam keterangan resmi, Senin (26/9/2016).
Saat ini di Kabupaten Sumedang telah terpasang 14 unit HU berkapasitas 2000 liter yang berlokasi di GOR Tajimalela sebanyak 6 unit, 4 unit di Kodim, 2 unit di Gunung Puyuh, 2 unit di Rumah Makan Ponyo.
Selain itu juga telah beroperasi sebanyak 7 unit WC portable yaitu di GOR Tadjimalela sebanyak 5 unit dan Kodim 2 Unit, sedangkan 3 unit standby yang akan dioperasikan sewaktu-waktu terjadi penambahan jumlah pengungsi. Mobil tangki sebanyak 4 unit mobil juga sudah beroperasi.
Selain itu akan dipasang tambahan 5 unit HU di Kodim, ditambah hari ini telah diberangkatkan kembali dari bekasi 10 unit WC Portable untuk mengantisipasi permintaan dinas kesehatan akan terus meningkatnya jumlah pengungsi di Sumedang.
Sementara itu, untuk korban bencana banjir di Kabupaten Garut, saat ini telah terpasang sebanyak 17 HU yang tersebar di Rusun Bayongbong, Korem, Cimacan, Paminggir, Leuwi Daun, Kecamatam Tarogong Kidul, BKDN Tarogong Kidul, Polsek Tarogong Kidul, Asrama AD Tarogong Kidul, Kecamatan tarogong, Masjid Al Barokah Kecamatan Tarogong, dan RSU Dr Slamet.
Rencana akan ada penambahan 20 unit HU di lokasi warga yang tidak teraliri air bersih karena jaringan pipa rusak diterjang banjir. Selain HU, juga terdapat 7 mobil tangki air yang beroperasi dan 1 unit IPA Mobile di RSUD Dr. Slamet.
Rusunawa Bayongbong Garut
Sementara itu Kepala Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Jabar Duni Isa mengatakan bahwa dari 98 unit yang tersedia di Rusunawa Bayongbong, Kecamatan Mangkurakyat Kabupaten Garut, 60 unit diantaranya telah terisi dengan jumlah pengungsi sebanyak 259 jiwa. Pengungsi berasal dari permukiman terdampak sekitar RSUD Dr Slamet.
“Malam ini akan ada penambahan pengungsi sejumlah 30 KK dari lokasi Makorem. Keseluruhan unit dalam keadaan siap huni. Rusun ini akan digunakan selama 1 bulan pasca bencana dan menampung pengungsi yang kehilangan rumah selama masa pembangunan kembali rumah yang bersangkutan,” tutur Duni.