PLN Percepat Pembangunan Jalur Transmisi di Bintan

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 26 September 2016 | 04:47 WIB
PLN Percepat Pembangunan Jalur Transmisi di Bintan
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basir. [suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil selesaikan jalur transmisi 150 kVsepanjang 28 Kilometer-Route (kmr), Sri Bintan-Air Raja 38 kmr dan Air Raja-Kijang 20 kmr hanya dalam waktu 3 bulan. Hal ini tidak terlepas dari kerjasama yang apik antara PLN dengan Pemerintah Daerah (Pemda) Kepulauan Riau, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kepulauan Riau dan Badan Intelijen Negara (BIN) di Daerah Kepulauan Riau.

“Tanpa dukungan dari stakeholder, PLN tidak mungkin bisa menyelesaikan pembangunan infrastruktur ketengalistrikan dengan cepat, untuk itu kami ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada JAMINTEL, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau dan BIN Daerah Kepulauan Riau serta stakeholders terkait yang berperan aktif dalam pembebasan jalur SUTT dan proses pengamanan serta terirmakasih kami sampaikan kepada masyarakat pemilik lahan dan yang dilintasi jalur transmisi,” ujar Direktur Utama PLN Sofyan Basir dalam sambutannya pada acara tasyakuran beroperasinya Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo-Volt (kV) interkoneksi Batam-Bintan dan Gardu Induk (GI) di Pulau Bintan, Jumat (23/5/2016).

Kerjasama PLN dengan stakeholders untuk mendukung keberhasilan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan Program 35.000 MW telah terbentuk dalam Tim Pengawalan dan Pengamanan Pemerintahan dan Pembangunan (TP4P) Kejaksaan Agung RI. Upaya ini berupa pengawalan dan pengamanan, baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan maupun pemanfaatan hasil pembangunan, termasuk dalam upaya mencegah timbulnya penyimpangan dan kerugian negara.

Untuk itu, proyek pembangunan SUTT dan GI di Pulau Bintan ini menjadi role model atau contoh bagi wilayah lainnya untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan perizinan dan non-perizinan proyek tersebut dengan didukung dan dikawal oleh pemerintah daerah setempat, kejaksaan, kepolisian dan BIN.

“Hari ini saluran listrik interkoneksi di Bintan sudah tersambung dengan sempurna. Ini adalah hal yang luar biasa karena target yang tadinya 2 tahun bisa menjadi 3 bulan saja. Komitmen dari PLN, masyarakat dan pemerintah sudah terbukti selama pembangunan ini berjalan. Kami juga berkomitmen mendukung proyek strategis nasional dan membentuk tim TP4 untuk mengawal dari aspek yuridis dalam hal mengamankan pembangunan infrastruktur,” ujar Jaksa Muda Agung Intelijen (JAMINTEL) Adi Toegarisman.

Dukungan besar pemerintah terhadap program 35.000 MW juga diwujudkan dengan telah ditandatanganinya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Perpres Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan oleh Presiden Joko Widodo.

Dengan adanya Perpres tersebut, diharapkan gubernur serta bupati/walikota selaku penanggung jawab proyek strategis nasional di daerah memberikan perizinan dan non-perizinan yang diperlukan untuk memulai pelaksanaan proyek tersebut sesuai kewenangannya, antara lain penetapan lokasi, izin lingkungan dan izin mendirikan bangunan.

“Untuk persoalan listrik, tentu saya akan membantu sepenuhnya. Apalagi ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Inilah yang bisa kita sebut konektivitas hati antar pihak terkait. Pembangunan yang cepat ini bisa jadi percontohan bagi wilayah lain,” tutur Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun.

Interkoneksi Batam-Bintan yang merupakan salah satu proyek Program 35.000 MW yang telah energize pada Oktober 2015 dan tersambung hingga Gardu Induk (GI) Kijang pada Agustus 2016.

Dengan beroperasinya jalur transmisi dan GI 150 kV interkoneksi Batam-Bintan, maka PLN dapat melakukan efisiensi biaya yang cukup siginifikan dengan menghemat sekitar Rp 11,46 milyar per bulan. Hal ini terhitung dengan beban yang saat ini 34 MW, dimana nanti secara bertahap penggunaan PLTD dan PLTMG sewa di Pulau Bintan akan diganti pasokannya dengan menggunakan sistem interkoneksi ini.

“Jika keseluruhan bebannya sudah beralih pada sistem interkoneksi, maka penghematan biaya operasionalnya dapat mencapai sekitar Rp 24,7 milyar per bulan,” imbuh Sofyan.

Hal di atas ternyata juga didukung dengan kapasitas interkoneksi Batam-Bintan yang cukup besar hingga mencapai 180 Megawatt (MW). Oleh karena itu, PLN dapat menambah sekitar 2.422 pelanggan yang telah masuk waiting list penyambungan baru. Selain itu, PLN membuka lebar kesempatan bagi industri yang hendak beralih dari yang sebelumnya adalah pelanggan pembangkit sewa menjadi pelanggan PLN.

Saat ini, sistem kelistrikan Pulau Bintan sudah mengunakan sistem interkoneksi Batam-Bintan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV selain Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV mulai dari Tanjung Uban hingga kota Tanjung Pinang. Daya terpasang di Pulau Bintan saat ini adalah sebesar 115,3 MW yang berasal dari sistem Tanjung Uban, PLTD Suka Berenang, PLTD Air Raja, PLTU Galang Batang, PLTMG CNG Tokojo, PLTMG Dompak dengan total daya mampu sebesar 75,2 MW. Adapun beban puncak Pulau Bintan saat ini adalah 65,1 MW.

Dengan adanya sistem interkoneksi Batam-Bintan, daya mampu di Bintan meningkat sebesar 180 MW. Hal ini diperkuat pula dengan masuknya sistem GI Sri Bintan 30 MVA pada 24 Juli 2016, GI Air Raja 2×30 MVA pada 3 Agustus 2016 dan GI Kijang 30 MVA pada 11 Agustus 2016 setelah GI Tanjung Uban 30 MVA dan GI Ngenang 10 MVA beroperasi dengan kabel laut Batam-Bintan pada Oktober 2015.

Secara keseluruhan sistem interkoneksi Batam-Bintan terdiri dari 256 tapak tower listrik dan melewati Lintas Barat Tanjung Uban-Tanjung Pinang, serta ke Kijang. Pembangunan GI di Pulau Bintan merupakan merupakan babak baru sistem kelistrikan di Pulau Bintan, di mana semula menggunakan SUTM 20 kV sebagai backbone kelistrikan Pulau Bintan dan saat ini ditambah dengan SUTT 150 kV sebagai backbone yang terintegrasi dengan sistem kelistrikan Batam.

Dengan masuknya sistem interkoneksi Batam-Bintan ini diharapkan bisa memenuhi pasokan listrik dan melayani pelanggan Pulau Bintan yang telah mencapai 112.264 pelanggan, menambah pelanggan baru, meningkatkan rasio elektrifikasi di Pulau Bintan yang saat ini mencapai 84,84 persen, dapat menjadi katalisator pembangunan ekonomi dan industri di Pulau Bintan, serta mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga lebih dari Rp 24 milyar per bulannya.

Resmi beroperasinya SUTT 150 kV dan GI di Pulau Bintan menandakan bahwa proyek interkoneksi melalui kabel laut dan jalur transmisi dari Batam menuju Bintan sudah dapat dinikmati masyarakat secara seutuhnya. Pada acara tersebut sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan ini, PLN turut memberikan santunan kepada anak yatim di wilayah setempat sebesar Rp 25 juta.

Sofyan kembali menegaskan bahwa seluruh pengerjaan tidak lepas dari kerjasama seluruh stakeholder dan kerja keras seluruh tim.

“Tak kurang sebanyak 1.500 tenaga kerja kami kerahkan siang dan malam untuk mempercepat proyek interkoneksi ini. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan sangat lancar,” ucap Sofyan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI