Menpar Sesumbar Pariwisata Jadi Penghasil Devisa Terbesar di 2019

Minggu, 25 September 2016 | 06:42 WIB
Menpar Sesumbar Pariwisata Jadi Penghasil Devisa Terbesar di 2019
Menteri Pariwisata, Arief Yahya saat menghadiri peluncuran 'Geo Culture Trek' bersama alumni ITB angkatan'81 di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (6/8/2016). (Foto: Dok. Kemenpar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pariwisata dan EKonomi Kreatif Arif Yahya menyatakan bahwa tahun 2019 mendatang sektor pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia.

"Di tahun 2019, sektor pariwisata diprediksikan menjadi penghasil devisa terbesar di Negara ini," katanya saat pembukaan Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) di Kota Palu, Sabtu (24/9/2016) malam.

Target itu pede bisa tercapai lantaran saat ini harga di sektor sumber daya alam seperti minyak, gas, batu bara, sawit, semuanya mengalami penurunan.

"Sehingga sektor pariwisata bisa menjadi sumber penerimaan devisa terbesar," ujarnya.

Di hadapan ribuan pengunjung FPPN, menteri menegaskan bahwa pariwisata selain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa, juga merupakan sektor penyerap tenaga kerja yang paling mutakhir.

"Sektor pariwisata merupakan penghasil devisa termurah dan termudah," ungkapnya.

Menurut menteri, ada tiga hal penghasil devisa Negara yakni perdagangan, penanaman modal dan pariwisata.

"Kalau untuk perdagangan dan penanaman modal, kita tidak bisa mengalahkan Hongkong dan Singapura. Tetapi Singapura tidak akan bisa mengalahkan kita di dalam bidang pariwisata," ujarnya.

Menteri mengatakan kalau berharap Pemerintah Kota Palu atau Sulawesi Tengah ingin bersaing, maka hal yang paling depan diutamakan adalah sektor pariwisata karena ketika pariwisata di suatu daerah maju, maka perdagangan dan penanaman modalnya juga akan maju.

"Karena saya percaya di sini, semua jajaran pemerintahannya bagus dan berkomitmen untuk membangun. Saya berharap, Palu akan kita proyeksikan menjadi destinasi utama wisata di Indoensia," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI